PALANGKA RAYA, Kalteng.co-Menjelang pemilihan gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) tahun 2024, program pasar murah yang digulirkan pemerintah provinsi menuai beragam tanggapan. Terutama yang berhubungan dengan adanya dugaan pencitraan politik pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Agustiar Sabran-Edy Pratowo.
Wakil Gubernur Kalteng, Edy Pratowo, yang juga merupakan bakal calon gubernur, dituduh memanfaatkan program ini untuk kepentingan politik. Namun, Edy dengan tegas membantah tudingan tersebut.
Edy Pratowo menjelaskan bahwa program pasar murah merupakan inisiatif pemerintah provinsi yang bertujuan untuk meredam dampak inflasi yang kian menekan masyarakat. “Program ini sudah berjalan sejak pandemi COVID-19, jauh sebelum Pilgub 2024,” tegasnya, Rabu (18/9/2024).
Lebih lanjut, Edy memaparkan bahwa inflasi yang terjadi di Kalteng, seperti di banyak daerah lainnya di Indonesia, disebabkan oleh berbagai faktor global, termasuk konflik geopolitik dan gangguan rantai pasok. “Pemerintah pusat telah meminta seluruh daerah untuk melakukan intervensi guna meredam laju inflasi,” ujarnya.
Intervensi yang dilakukan pemerintah provinsi, selain pasar murah, meliputi operasi pasar, pasar penyeimbang, serta pemberian bantuan kepada UMKM. “Semua ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga stabilitas harga dan melindungi daya beli masyarakat,” tambah Edy.
Untuk memperkuat argumennya, Edy juga menyajikan data terkait alokasi anggaran dan dampak program pasar murah terhadap harga kebutuhan pokok. “Kami telah mengalokasikan dana insentif daerah untuk penanganan inflasi, dan hasilnya cukup signifikan dalam menekan harga beras yang sempat melonjak tinggi,” ungkapnya.
Edy Pratowo menegaskan kembali bahwa program pasar murah semata-mata bertujuan untuk kepentingan masyarakat dan tidak ada kaitannya dengan kepentingan politik. “Kami akan terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan masyarakat Kalteng,” pungkasnya. (*/tur)