Arab Saudi Mulai Jual Alkohol di Riyadh: Akses Terbatas untuk Diplomat dan Premium Residency
KALTENG.CO-Selama lebih dari tujuh dekade, Arab Saudi memegang reputasi sebagai negara dengan larangan minuman beralkohol paling ketat di dunia.
Larangan ini, yang telah diterapkan sejak tahun 1950-an, membuat akses alkohol hanya mungkin melalui jalur ilegal seperti pasar gelap, pesta privat, atau memanfaatkan kuota diplomatik dari kedutaan besar.
Namun, di bawah visi modernisasi ambisius dari Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), Kerajaan Arab Saudi kini menunjukkan pergeseran kebijakan yang signifikan, meskipun dilakukan secara diam-diam dan tanpa pengumuman formal.
Laporan terbaru dari New York Times (6/12/2025) mengungkapkan adanya sinyal awal perubahan sistem distribusi alkohol di negara Islam tersebut, yang diduga kuat merupakan bagian dari strategi reformasi sosial dan ekonomi yang lebih besar.
🔑 Dari Pembatasan Diplomatik Hingga Toko Eksklusif di Riyadh
Perubahan kebijakan ini dimulai dengan langkah pengendalian yang dilakukan pemerintah. Pemerintah telah menghentikan sistem lama yang memungkinkan para diplomat membawa alkohol dalam jumlah besar melalui pengiriman diplomatik. Langkah ini diyakini sebagai upaya untuk mengendalikan pasar gelap yang selama ini memanfaatkan celah diplomatik tersebut.
Tak lama setelah pembatasan ini, sebuah toko minuman beralkohol resmi dilaporkan telah dibuka di kawasan Diplomatic Quarter, Riyadh. Toko ini bukan diperuntukkan bagi warga lokal, melainkan sangat eksklusif, hanya melayani:
- Diplomat.
- Warga asing nonmuslim yang memegang izin premium residency (izin tinggal khusus bagi warga asing kaya atau berpendidikan tinggi).
🤫 Sistem Akses yang Sangat Ketat dan Harga Selangit
Toko minuman ini beroperasi tanpa nama, hanya ditandai dengan plang bertuliskan “Barang Bebas Pajak (VAT) Khusus untuk Diplomat Saja”. Lokasinya tidak terdaftar di peta umum dan hanya diketahui melalui berbagi lokasi GPS di jaringan tertutup.
Sistem aksesnya pun dibuat sangat ketat:
- Identitas Resmi: Pelanggan harus menunjukkan kartu identitas resmi yang disetujui.
- Kuota Bulanan: Akses dibatasi oleh kuota bulanan yang terhubung langsung ke aplikasi pemerintah.
- Harga Premium: Harga jual ditetapkan jauh lebih tinggi dari standar internasional. New York Times melaporkan, bahkan satu botol anggur putih dengan kualitas menengah dapat dijual seharga sekitar Rp 1,4 juta. Harga ini diberlakukan lebih murah untuk diplomat dan lebih mahal untuk pemegang premium residency.
🌐 Visi MBS: Pariwisata, Sumber Pendapatan, dan Piala Dunia 2034
Langkah serba senyap ini dianggap konsisten dengan pendekatan reformasi sosial era MBS. Kerajaan seringkali membuat kebijakan liberalisasi tanpa deklarasi resmi untuk menghindari penolakan atau gejolak dari kelompok masyarakat konservatif di dalam negeri.
Pelonggaran akses alkohol yang sangat terbatas dan terkontrol ini diduga didorong oleh beberapa faktor strategis:
- Menarik Tenaga Kerja Asing: Arab Saudi berupaya menarik lebih banyak pekerja asing berpendidikan tinggi yang memerlukan gaya hidup global.
- Penguatan Pariwisata: Kebijakan ini penting untuk memperkuat sektor pariwisata yang tengah digenjot besar-besaran (Vision 2030).
- Persiapan Event Global: Arab Saudi bersiap menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034, yang menuntut adanya akomodasi bagi pengunjung dan delegasi internasional.
- Tekanan Fiskal: Penjualan alkohol berpotensi menjadi sumber pemasukan tambahan yang signifikan, terutama mengingat rival ekonomi terdekat, Dubai, mendapat pemasukan besar dari industri minuman beralkoholnya.
Meskipun toko mulai ramai dikunjungi, hingga kini, pemerintah Arab Saudi belum memberikan pernyataan resmi. Media lokal juga memilih untuk tidak menyoroti perkembangan ini.
Kendati demikian, perubahan mendasar ini masih menyisakan keraguan bagi sebagian konsumen karena aturan detail mengenai konsumsi, distribusi, dan batasan legalitas bagi pemegang premium residency belum dijelaskan secara terbuka dan komprehensif.
Perubahan ini menandai salah satu langkah sosial paling berani yang dilakukan Arab Saudi dalam upayanya mengubah wajah kerajaan di mata dunia. (*/tur)




