ALL SPORT

Mahasiswa Pascasarjana Ini Raih Dua Medali di Paralimpiade Tokyo 2020

KALTENG.CO – Leani Ratri Oktila menjadi pahlawan bagi Indonesia di ajang Paralimpiade Tokyo 2020. Mahasiswa Pascasarjana Universitas Veteran Bantara Sukoharjo ini sukses menyumbangkan dua emas dan satu perak di para badminton.

Dua emas di persembahkan Leani dari cabor ganda campuran standing lower (SL) 3 – standing upper (SU) 5, dan ganda putri SL 4. Sedangkan di tunggal putri SL 4, dia terhenti di final dan hanya meraih perak.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

“Pencapaian ini adalah hasil dari kerja keras bersama. Kami persembahkan semua medali para badminton ini untuk Indonesia,” terang Leani.

Tangisan haru memang dua kali rasakan oleh Leani di Paralimpiade Tokyo, tepatnya di Stadion Nasional Yoyogi Jepang. Momen terakhir dia rasakan saat sukses menjadi juara di kelas ganda campuran SL 3-SU 5.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Usai sukses menjegal wakil Prancis Mazur Lucas dan Noel Faustine, Hary Susanto—pasangan Leani di ganda campuran—terlihat melempar raket miliknya dan langsung tergeletak menahan tangis.

Emas Ini Merupakan Persembahan Kedua Bagi Indonesia

Leani yang menangkap raketnya langsung memeluk Hary dan menangis bersama. Manajer para badminton Sapta Kunto yang duduk di belakang lapangan langsung mendekat untuk ikut memberi selamat keduanya.

Emas ini merupakan persembahan kedua bagi Indonesia. Sebelumnya saat turun di kelas ganda putri berpasangan dengan Khalimatus Sadiyah, Leani juga sukses meraih emas usai mengandaskan wakil Tiongkok Cheng Hefang dan Ma Huihui 21-18 21-12.

Nasib kurang beruntung di final tunggal putri SL4, Leani yang saat ini duduk di peringkat pertama tunggal putri SL4 para badminton harus puas meraih medali perak. Dia harus mengakui keunggulan Cheng Hefang (Tiongkok) yang duduk di peringkat dua dunia dengan skor akhir 19-21, 21-17, 16-21 dalam drama tiga set selama 48 menit.

Bermain di tiga kelas berbeda, bahkan satu hari dia harus bermain tiga kali dengan jeda sejam hingga tiga jam, membuat fisiknya semakin terforsir. Ini yang membuat dia kurang optimal ketika terjun di tunggal putri.

“Tadi malam, tes doping memakan waktu cukup lama sehingga saya kelelahan. Jadi tidak punya energi lagi. Tapi mungkin saya juga tidak bisa terlalu fokus pada pertandingan ini karena masih ada pertandingan ganda lagi,“ tambahnya.

1 2Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button