Godzilla King of the Monsters (2019): Duel Ghidorah vs Godzilla, Ini Sinopsisnya!
KALTENG.CO-Jauh sebelum peradaban manusia mendominasi, Bumi telah menjadi arena bagi makhluk-makhluk purba raksasa—dari dinosaurus hingga serangga masif.
Sebagian besar punah oleh keganasan alam dan ketidakmampuan beradaptasi, namun ada beberapa yang terus hidup dalam mitos dan legenda. Salah satunya adalah Godzilla, monster ikonik yang dikenal sebagai “Raja Para Monster.”
Kisah Godzilla dan Titan raksasa lainnya dieksplorasi secara epik dalam MonsterVerse milik Legendary Pictures. Puncaknya terjadi di film Godzilla: King of the Monsters (2019), sebuah sekuel dari film Godzilla (2014) yang disutradarai oleh Michael Dougherty.
Monarch dan Ancaman Titan yang Tersembunyi
Latar belakang cerita dimulai lima tahun setelah kemunculan para monster raksasa yang disebut Titan. Publik telah beradaptasi dengan kenyataan pahit ini, sementara organisasi kripto-zoologi Monarch bekerja tanpa henti. Mereka bertugas meneliti, mengawasi, dan menemukan lebih banyak makhluk purba yang bersembunyi di berbagai penjuru dunia—menunggu waktu untuk bangkit.
Tokoh sentral dalam narasi ini adalah Dr. Emma Russell (Vera Farmiga), seorang ahli paleobiologi Monarch, dan putrinya, Madison (Millie Bobby Brown). Emma telah mengembangkan perangkat canggih bernama Orca. Perangkat ini dirancang untuk memengaruhi perilaku Titan, termasuk menenangkan Titan seperti Mothra, larva raksasa yang sedang dalam pengawasan mereka.
Penculikan, Orca, dan Kebangkitan Monster Zero
Keadaan berubah kacau ketika Emma dan Madison diculik oleh kelompok teroris ekologi yang dipimpin oleh Alan Jonah (Charles Dance). Ambisi Jonah sangat radikal: ia ingin membangkitkan semua Titan yang tersembunyi. Menurutnya, aksi ini akan berfungsi sebagai “imunitas alami” Bumi untuk menghancurkan peradaban manusia dan mengembalikan keseimbangan dunia.
Dengan bantuan Dr. Emma Russell dan teknologi Orca yang ia ciptakan, Alan Jonah berhasil membangunkan Monster Zero, yang kemudian diketahui sebagai King Ghidorah.
King Ghidorah adalah Titan berkepala tiga yang menyerupai naga, dan yang lebih mengerikan, ia adalah makhluk asing yang bukan berasal dari Bumi. Kehadirannya seketika memicu kekacauan besar. Ghidorah bertindak sebagai Alpha Titan baru, membangunkan Titan-Titan lain di seluruh dunia, termasuk Rodan, untuk memimpin serangan massal ke peradaban manusia.
Pertempuran Sengit Raja Melawan Raja Monster
Kebangkitan Ghidorah memaksa Godzilla untuk muncul dan menghadapi ancaman alien ini. Pertarungan sengit antara Godzilla, Raja Para Monster di Bumi, melawan Ghidorah pun tak terhindarkan dan menelan banyak korban jiwa.
Dalam salah satu klimaks pertarungan, Angkatan Darat AS menggunakan senjata prototipe penghancur oksigen (Oxygen Destroyer). Senjata ini memang melumpuhkan Godzilla secara fatal, tetapi ironisnya, Ghidorah yang merupakan alien tidak terpengaruh, bahkan mampu meregenerasi kepalanya yang terputus.
Para ilmuwan Monarch, termasuk Dr. Mark Russell (mantan suami Emma) dan Dr. Ishirō Serizawa (Ken Watanabe), berpacu dengan waktu untuk memulihkan Godzilla. Dalam momen heroik, Serizawa mengorbankan diri dengan meledakkan hulu ledak nuklir di dekat Godzilla, yang sedang memulihkan diri di sarang bawah laut kuno, untuk mempercepat pemulihan dan peningkatan daya ledaknya.
Berkat pengorbanan ini dan bantuan dari Mothra yang heroik, Godzilla bangkit kembali dan menghadapi King Ghidorah dalam pertempuran pamungkas di Boston. Setelah pertarungan dahsyat yang penuh efek visual spektakuler, Godzilla berhasil mengalahkan Ghidorah dan menegaskan kembali dominasinya sebagai Raja Para Monster.
Aksi Visual Spektakuler yang Bikin Nominasi
Meskipun film Godzilla: King of the Monsters mendapat ulasan campuran dari kritikus, hanya meraih skor 6/10 di IMDb dan 42% di Rotten Tomatoes, ia tetap berhasil memukau penonton dengan aksi visual yang spektakuler dan efek khusus yang mendetail. Film ini secara sinematik sukses menampakkan kedahsyatan para Titan dan berhasil masuk ke dalam sejumlah nominasi penghargaan visual.
Dengan rating PG-13, film ini masih dapat dinikmati oleh penonton remaja dan dewasa. Namun, penonton disarankan berhati-hati karena film ini menyajikan adegan aksi monster dengan efek cahaya berkelip yang intens dan mungkin kurang cocok bagi mereka yang memiliki sensitivitas terhadap pencahayaan. (*/tur)




