Ilustrasi kumpul keluarga saat Lebaran. (Pexels)KALTENG.CO-Momen Idul Fitri yang penuh kehangatan seringkali diwarnai dengan pertanyaan-pertanyaan klise yang tak jarang membuat kita merasa tidak nyaman. “Kapan lulus?”, “Kapan dapat kerja?”, dan yang paling sering, “Kapan nikah?”. Pertanyaan-pertanyaan ini seolah menjadi tradisi yang sulit dihindari, terutama dari generasi yang lebih tua.
Meskipun niatnya mungkin baik, pertanyaan-pertanyaan pribadi seperti ini seringkali dianggap kurang sopan di era sekarang. Pasalnya, pertanyaan tersebut dapat menyinggung privasi seseorang dan menimbulkan rasa tidak nyaman, bahkan stres.
Mengapa Pertanyaan “Kapan Nikah?” Muncul Saat Lebaran?
Secara umum, pertanyaan basa-basi bertujuan untuk menunjukkan kepedulian, terutama dari anggota keluarga yang jarang bertemu. Namun, topik-topik sensitif seperti karier, kehidupan pribadi, dan pencapaian seringkali membuat seseorang merasa tertekan.
Stres adalah respons alami terhadap situasi yang dianggap mengancam. Oleh karena itu, penting untuk merespons pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan bijak agar tidak memicu stres dan menjaga suasana Lebaran tetap nyaman.
Jawaban Cerdas Tanpa “Counter”
Berikut adalah beberapa contoh jawaban cerdas yang dapat Anda gunakan untuk merespons pertanyaan-pertanyaan tersebut tanpa memicu perdebatan:
- “Kapan nikah?”
- “Doakan saja yang terbaik, masih dalam proses seleksi.”
- “Masih fokus memperbaiki diri, semua punya waktunya sendiri-sendiri.”
- “Kenapa belum dapat kerja?”
- “Lagi proses, Om/Tante, doain aja biar dapet yang terbaik.”
- “Kalau ada lowongan di tempat Om/Tante, boleh banget diinfokan.”
- “Iya nih, lagi nunggu yang sesuai passion.”
- “Lagi bangun bisnis nih, Om/Tante follow dong akun bisnis aku.”
- “Makin kurus/gendut ya sekarang?”
- “Biar ada perubahan tiap tahun, Tante/Om.”
- “Iya nih, makan enak terus gak bisa nolak.”
- “Lagi eksperimen diet, masih suka gagal.”
- “Yang penting sehat, Om/Tante, bukan soal berat badan aja.”