Kalteng Siap Wujudkan Pendidikan Inklusif: SLB Berubah Jadi Sekolah Khusus, Rp 3 Miliar Disiapkan untuk ULD
PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah terus memperkuat komitmennya dalam menyediakan pendidikan inklusif bagi anak berkebutuhan khusus. Melalui Dinas Pendidikan (Dis dik) Kalteng, langkah strategis di lakukan dengan mengubah nomenklatur seluruh Sekolah Luar Biasa (SLB) menjadi Sekolah Khusus (SKH).
“Proses perubahan ini di targetkan rampung sepenuhnya pada Maret mendatang,” ujar Roslita, Kabid Pembinaan Pendidikan Khusus (PPK) Dis dik Kalteng, saat di temui di ruang kerjanya, Kamis (2/1/2024). Langkah ini di harapkan dapat meningkatkan mutu layanan pendidikan dan membuka akses lebih luas bagi siswa berkebutuhan khusus.
Selain perubahan nomenklatur, Dis dik Kalteng akan mengoptimalkan keberadaan Unit Layanan Di sabilitas (ULD) sebagai pusat layanan terpadu yang di desain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di sabilitas. Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran, mendukung penuh inisiatif ini dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 3 miliar.
“ULD akan berpusat di Huma Berkah, Jalan Tjilik Riwut Km 5, Palangka Raya. Pusat layanan ini akan melibatkan lintas sektor, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Dinas Tenaga Kerja untuk memberikan pelayanan komprehensif,” jelas Roslita.
Untuk mendukung kelancaran operasional, ULD akan di lengkapi dengan struktur organisasi, SOP, dan surat keputusan (SK) langsung dari gubernur. Dis dik juga mengundang masyarakat, khususnya yang memiliki keahlian di bidang Pendidikan Luar Biasa (PLB), untuk bergabung dan memberikan kontribusi, dengan insentif tambahan sebagai apresiasi atas partisipasi mereka.
ULD akan di lengkapi dengan berbagai fasilitas serta bekerja sama dengan organisasi terapis dan pihak terkait lainnya. Dis dik juga merencanakan kampanye publik secara masif agar masyarakat mengetahui manfaat dan fungsi ULD.
“Dengan dukungan semua pihak, kami optimis program ini dapat memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat berkebutuhan khusus di Kalimantan Tengah. Mari kita bersama-sama wujudkan masa depan yang lebih inklusif,” tutup Roslita. (pra)
EDITOR : TOPAN