Injeksi Botoks Di Berikan Saat Pasien Di Bius
Penanganan vaginismus bergantung pada penyebabnya. Jika di picu faktor anatomis, vaginismus dapat di obati sesuai dengan kondisi fisiknya. Lain halnya jika vaginismus terjadi karena faktor psikologis. Pasien harus di terapi bertahap sesuai dengan tingkat keparahan. Mulai senam kegel agar otot-otot sekitar vagina rileks atau di latasi mandiri dengan menggunakan di lator.
”Alat tersebut menyerupai penis dan melatih otot vagina agar berkontraksi,” ungkap dr Eighty. Bila tidak mampu melakukan di latasi sendiri, pasien bisa di bantu dokter obgyn.
Jika dua upaya itu sudah di coba dan bisa mengatasi keluhan vaginismus, permasalahan selesai. Namun, sebagian pasien tidak mampu melakukan keduanya. Karena itulah, dokter obgyn biasanya akan memberi injeksi botoks. Pasien di beri suntikan di sekitar otot-otot vagina. Efek pemberian injeksi itu bisa bertahan selama 4–6 bulan.
Injeksi botoks di berikan saat pasien di bius. Dengan begitu, pasien merasa tenang dan rileks saat uji coba penetrasi berlangsung. Pemberian injeksi itu juga bergantung kepada pasien. ”Ada yang tiap program hamil selalu suntik,” jelas dr Eighty.
Bagi pasien yang telah berhasil menjalani terapi dan pengobatan, kemungkinan hamil lebih tinggi. Lantas, saat melahirkan, pasien juga di sarankan berkonsultasi. ”Jika kondisi vaginismusnya dulu berat, di sarankan operasi agar tidak trauma,” tandas dia.
– Saat berhubungan seksual di sertai rasa sakit. Kerap di ikuti sesak dan nyeri serta perasaan terbakar atau menyengat
– Sulit penetrasi, bahkan tidak bisa
– Mengalami nyeri seksual
– Muncul perasaan takut dan kecemasan
Penyebab
– Infeksi
– Kondisi kesehatan yang buruk
– Persalinan
– Menopause
– Kurang pemanasan.(tur)