BeritaHukum Dan KriminalNASIONAL

Kisah Dea Lipa: Dari Belajar Otodidak Jadi MUA, Kini Harus Hadapi Fitnah Keji dan Tekanan Mental Hebat

KALTENG.CO-Seorang Makeup Artist (MUA) asal Lombok bernama Deni Apriadi Rahman (23), yang akrab disapa Dea Lipa, akhirnya buka suara setelah menjadi korban fitnah keji di media sosial.

Pria penyandang disabilitas dengan keterbatasan pendengaran ini menegaskan bahwa penggunaan hijab dalam pekerjaannya adalah bentuk penghormatan terhadap keindahan Muslimah, bukan upaya menipu, melecehkan, apalagi penodaan agama seperti yang dituduhkan akun tak bertanggung jawab. Kisahnya yang viral di Facebook, Instagram, hingga TikTok ini mengungkap tekanan mental luar biasa yang ia terima.


πŸ§‘β€πŸ¦Ό Dea Lipa: Perjuangan Mandiri di Tengah Keterbatasan

Dea Lipa memulai pernyataannya dengan menceritakan latar belakang hidup yang penuh tantangan. Ia adalah seorang penyandang disabilitas dengan keterbatasan pendengaran sejak kecil, yang diperparah oleh kecelakaan pada usia 10 tahun.

Dibesarkan oleh neneknya karena kedua orang tua bekerja sebagai tenaga migran, Dea Lipa hanya mengenyam pendidikan formal hingga tingkat Sekolah Dasar (SD). Faktor perundungan dan keterbatasan lingkungan memaksanya berhenti sekolah.

🎨 Belajar Otodidak Menjadi MUA

Tanpa menyerah pada kondisi, Dea Lipa memilih jalur kemandirian. Ia belajar merias wajah secara otodidak, mengasah keterampilannya melalui YouTube dan media sosial.

Pekerjaan sebagai MUA bukan hanya memberinya penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga menjadi jalan baginya untuk membangun kembali kepercayaan diri di tengah keterbatasan fisiknya.


🚨 Fitnah Keji dan Tuduhan Penodaan Agama

Ketenangan yang ia raih melalui kerja kerasnya mendadak terusik ketika sebuah akun anonim di media sosial menyebarkan foto-fotonya disertai narasi yang menurutnya penuh fitnah, tidak benar, dan sangat merugikan. Unggahan tersebut dengan cepat menjadi viral, menyebar bak api di media sosial.

Dea Lipa menegaskan tidak mengenal pemilik akun tersebut, tidak pernah berkomunikasi, dan tidak pernah memberikan izin penggunaan fotonya.

πŸ§• Klarifikasi Soal Hijab dan Rumah Ibadah

Salah satu tuduhan paling sensitif yang beredar adalah klaim bahwa ia mengenakan mukena untuk masuk masjid dan beribadah di saat yang tidak semestinya. Dea Lipa dengan tegas membantah narasi tersebut.

β€œSaya menghormati rumah ibadah, menghormati tata cara beribadah, dan paham adab dalam agama,” ujarnya dalam unggahan resminya.

Terkait penggunaan jilbab atau hijab, ia menjelaskan bahwa pilihannya berpakaian adalah bentuk ekspresi diri yang ia kagumi sebagai simbol keindahan, kelembutan, dan kehormatan perempuan Muslim. Ia menekankan bahwa hijab tidak pernah dijadikan alat untuk menipu, melecehkan, atau menyinggung pihak mana pun.

πŸ’‰ Bantahan Tegas Terhadap Isu Kesehatan

Selain isu penodaan agama, Dea Lipa juga harus menghadapi fitnah pribadi yang sangat merusak, termasuk tuduhan pernah melakukan hubungan terlarang hingga klaim mengidap penyakit mematikan.

β€œTuduhan bahwa saya mengidap HIV adalah bohong. Saya baru saja melakukan tes HIV dan hasilnya negatif,” tegasnya, membantah fitnah seputar status kesehatannya.


πŸ˜” Dampak Mental: Badai Hujatan dan Ancaman

Tekanan yang diterima Dea Lipa setelah unggahan fitnah itu viral sangat berat. Ia mengaku menerima ribuan komentar bernada hinaan, ancaman, dan teror melalui pesan langsung.

Kondisi ini membuatnya terpukul secara mental dan fisik. Ia bahkan mengakui bahwa badai hujatan ini sempat membuatnya kehilangan kendali dan mengalami pikiran-pikiran berbahaya.

Di akhir pernyataannya, MUA muda ini menyampaikan terima kasih yang tulus kepada keluarga, teman, dan seluruh netizen yang memberikan dukungan moral di tengah kesulitan yang ia hadapi. (*/tur)

Related Articles

Back to top button