Berita

Lansia Dibunuh, Perhiasan Dibawa Kabur

SAMPIT, kalteng.co-Perempuan lanjut usia (lansia) bernama Hj Cahaya, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di rumahnya Gang Beringin, Jalan Muchran Ali, Kelurahan Bamaang Hulu, Kecamatan Baamang, Kotim, Jumat pagi (30/10). Janda berusia 66 tahun itu ditemukan tengkurap di dapur rumah dengan beberapa luka di beberapa bagian tubuhnya yang tertutupi daster tanpa lengan. Dari telinga bagian kiri, mengeluarkan darah, dan gigi palsu korban juga terlepas.

Hj Cahaya, diduga menjadi korban perampokan yang terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Barang berharga berupa perhiasan emas diduga lenyap dibawa kawanan perampok sadis itu. Kapolres Kotim Abdoel Harris Jakin menduga bahwa kasus ini adalah perampokan atau curat yang menyebabkan korbannya meninggal dunia.
“Ada beberapa barang berharga milik korban yang hilang. Bedasarkan informasi sementara yang kami dapat, barang hilang tersebut berupa perhiasan-perhiasan yang dimilikinya,” ujarnya kepada awak media di sela-sela memantau lokasi kejadian.
Pihak penyidik Satreskrim Polres Kotim tengah memintai keterangan para saksi di sekitar lokasi, guna mendapatkan titik terang dari kedudukan pasti peristiwa tersebut. “Untuk itu saya meminta dan memohon doa restu kepada seluruh masyarakat Kotim agar kasus ini dapat segera terungkap,” ungkapnya.
Peristiwa nahas itu membawa duka mendalam bagi warga sekitar. Hj Cahaya dikenal ramah. Taat beribadah. Sudah 10 tahun tinggal sendiri, pasca suaminya meninggal. Selama mengarungi rumah tangga, tidak dikaruniai anak. Ada anak angkat, tetapi sudah tidak tinggal bersamanya, setelah dipinang oleh pria yang sudah jadi suaminya.
Kejanggalan pertama kali itu dirasakan oleh tetangga sebelah rumahnya yang akrap disapa Nyai. Perempuan berusia 55 tahun ini mengaku sempat mendengar suara teriakan kesakitan sebanyak empat kali.”Tidak lama setelah terdengar suara teriakan tersebut, disusul dengan suara hentakan seperti benda berat yang jatuh ke lantai rumah,” katanya saat dibincangi Kalteng Pos di kediamannya yang berada di sebelah kiri rumah.
Namun ia tidak menyangka, itu merupakan suara teriakan korban. Menurutnya, seperti malam-malam biasanya, di kompleks perumahan padat penduduk itu banyak orang yang begadang sambil mabuk-mabukan. “Jadi kami (Ia dan suami, red) mengira suara tersebut berasal dari sekelompok orang yang sedang mabuk-mabukan. Jadi tidak terlalu menghiraukan apa yang didengar tadi,” beber wanita dengan rambut sebahu ini.
Jasad Hj Cahaya pertama kali ditemukan pertama kali oleh tetangga lainnya. Karena pada awal mulanya ada seorang penjual ikan yang hendak menawarkan ikan lawang. Korban ini senang sekali dengan ikan lawang.”Penjual ikan tersebut bermaksud menuju rumahnya untuk menawarkan dagangannya. Namun saat dipanggil tidak ada jawaban sama sekali dari korban, karena penasaran ada tetangga yang menengoknya dan melihat sudah terbaring di lantai,” katanya.
Menurutnya, korban ini memang memiliki banyak harta perhiasan berupa emas. Namun ia tidak pernah memamerkan benda tersebut, melainkan untuk disimpan saja. Mungkin sebagai tabungannya.
“Harta perhiasan tersebut didapatkan dari hasil kebun kelapa miliknya yang berada di Samuda. Jadi setiap tiga bulan sekali korban mendapatkan hasil dari kebunnya tersebut,” ucapnya.(oiq/ram)

Related Articles

Back to top button