BeritaKAWAT DUNIAPOLITIKA

Los Angeles Mencekam: Protes Meluas Pasca Penangkapan Massal Imigran, Trump Kerahkan Garda Nasional

KALTENG.CO-Ketegangan di Los Angeles, kota multietnis yang dikenal sebagai rumah bagi imigran dari berbagai negara, terus memanas. Aksi protes besar-besaran yang dipicu oleh penangkapan massal imigran tak berdokumen oleh Immigration and Customs Enforcement (ICE) semakin meluas, bahkan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengerahkan Garda Nasional dan mengancam dengan pengerahan pasukan marinir.

Pemicu Kerusuhan: Razia ICE dan Penangkapan 118 Imigran

Los Angeles, sebagai salah satu kota paling plural di AS dengan kebijakan yang ramah imigran, kini menghadapi konflik internal yang serius. Kebijakan federal di bawah pemerintahan Trump menginstruksikan ICE untuk memperketat pengawasan imigrasi. Puncaknya terjadi pada 6 Juni lalu, ketika ICE melakukan razia besar-besaran di beberapa wilayah termasuk Chinatown, Fashion District, Paramount, dan Compton.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Dilansir dari Laist pada Sabtu (7/6/2025), Departemen Dalam Negeri AS mengumumkan bahwa sebanyak 118 orang telah ditangkap oleh ICE dalam operasi tersebut. Penangkapan massal inilah yang menjadi pemicu pecahnya kerusuhan yang hingga kini masih berlangsung di jalan-jalan Los Angeles.

Dari 118 orang yang ditangkap, 12 telah teridentifikasi secara lebih rinci. Enam di antaranya adalah warga Meksiko. Salah satu yang menarik perhatian adalah seorang Warga Negara Indonesia (WNI) bernama Chrissahdah Tooy.

ICE menyatakan bahwa Tooy memiliki catatan kriminal terkait narkoba, mengemudi dalam keadaan mabuk, serta memasuki AS secara ilegal. Para pejabat tidak merinci waktu vonis dijatuhkan. Selain itu, warga asal Filipina, Vietnam, Peru, Honduras, dan Ekuador yang ditangkap juga diketahui memiliki catatan kriminal.

Kemarahan Warga Memuncak: Garda Nasional Dikepung, Trump Tak Bergeming

Amarah warga Los Angeles semakin memuncak setelah Presiden Trump mengerahkan Garda Nasional ke kota tersebut. Ini adalah situasi yang tidak biasa, mengingat Garda Nasional umumnya dikerahkan untuk penanganan bencana alam seperti kebakaran hutan, bukan untuk menghadapi protes sipil.

The Guardian melaporkan bahwa warga yang marah membanjiri jalan-jalan di pusat kota, menyebabkan lalu lintas di jalan bebas hambatan menjadi macet total. Bahkan, mobil-mobil pengangkut personel Garda Nasional pun dikepung oleh warga, menunjukkan tingkat frustrasi dan keberanian para demonstran.

“Kami tidak takut padamu,” seru John Parker, salah satu pendemo, melalui pengeras suara, mencerminkan semangat perlawanan yang membara di tengah massa. Sebagian besar aksi protes berlangsung damai, dengan para demonstran melontarkan kecaman keras terhadap Presiden Trump dan aparat penegak hukum imigrasi atas penangkapan massal migran tak berdokumen.

Awalnya, Departemen Kepolisian Los Angeles (LAPD) mengeluarkan peringatan agar massa membubarkan diri, disertai ancaman penangkapan bagi yang membangkang. Puluhan mobil patroli LAPD menerobos pusat kota, membentuk barikade, dan perlahan mendorong massa menjauh. Pasukan antihuru-hara LAPD bahkan berlari di trotoar dan melepaskan granat kejut serta menembakkan peluru karet (sebagian besar ke udara) sebagai upaya pembubaran.

Dukungan Pemimpin Lokal dan Ancaman Pengerahan Marinir

Warga Los Angeles tampaknya mendapatkan dukungan kuat dari para pemimpin daerah. Gubernur California Gavin Newsom dan Wali Kota Los Angeles Karen Bass secara terbuka menuding Trump memperburuk keadaan melalui penggerebekan imigrasi dan keputusan yang tidak lazim dengan mengerahkan Garda Nasional. “Kami tidak punya masalah sampai Trump terlibat,” kata Newsom, mengindikasikan bahwa tindakan federal memperkeruh suasana.

Trump menjadi presiden pertama yang menggunakan kekuasaannya untuk mengerahkan Garda Nasional melawan rakyatnya sendiri sejak kerusuhan di Los Angeles pada tahun 1992. Namun, Trump tidak bergeming. Komando Utara AS menyatakan sekitar 500 marinir dari Twentynine Palms, California, siap dikerahkan. Bahkan, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth telah mengutarakan kemungkinan pengerahan pasukan marinir ke jalan-jalan Los Angeles, sebuah rencana yang oleh Newsom disebut sebagai “tindakan gila.”

Larangan Perjalanan Baru Trump: 12 Negara Terkena Dampak di Tengah Ketegangan Domestik

Di tengah ketegangan domestik yang memuncak, Presiden Trump pada 9 Juni juga memberlakukan larangan perjalanan baru terhadap warga dari 12 negara. Dilansir dari AFP, negara-negara yang tercakup dalam larangan ini adalah Afghanistan, Myanmar, Chad, Kongo-Brazzaville, Guinea Ekuatorial, Eritrea, Haiti, Iran, Libya, Somalia, Sudan, dan Yaman.

Selain itu, pembatasan sebagian juga diberlakukan terhadap warga Burundi, Kuba, Laos, Sierra Leone, Togo, Turkmenistan, dan Venezuela. Visa kerja sementara masih diperbolehkan untuk beberapa negara ini.

Trump menyatakan larangan ini diberlakukan sebagai respons atas serangan terhadap komunitas Yahudi di Colorado. “Serangan itu menegaskan bahaya ekstrem yang mengancam negara kita akibat masuknya warga negara asing yang tidak diperiksa dengan benar,” ujarnya, mengaitkan kebijakan imigrasi dengan isu keamanan nasional.

Menurut Gedung Putih, larangan ini dimaksudkan untuk mencegah masuknya warga asing dari negara-negara yang tidak memiliki otoritas pusat yang dianggap kompeten dalam memproses dokumen perjalanan dan melakukan pemeriksaan latar belakang. Afghanistan yang kini dikuasai Taliban, serta Libya, Sudan, Somalia, dan Yaman dijadikan contoh. Iran masuk daftar karena dinilai sebagai sponsor terorisme, sementara negara lainnya dicurigai karena banyak warganya yang melebihi masa tinggal visa.

Meski begitu, larangan ini memiliki beberapa pengecualian. Para atlet yang akan bertanding dalam Piala Dunia 2026 dan Olimpiade Los Angeles 2028 tidak akan terpengaruh. Para diplomat dari negara-negara terdampak juga dikecualikan dari kebijakan ini.

Sekilas Data Populasi Los Angeles (Data: 1 Juni 2024, Sumber: www.census.gov)

  • Jumlah Penduduk: 3.878.704 jiwa
  • Kulit Putih: 37,3%
  • Kulit Hitam: 8,5%
  • Indian Amerika dan Penduduk Asli Alaska: 1,2%
  • Asia: 12,0%
  • Penduduk Asli Hawaii dan Kepulauan Pasifik Lainnya: 0,1%
  • Dua Ras atau lebih: 15,7%
  • Hispanik atau Latino: 47,2%
  • Kulit Putih saja, bukan Hispanik atau Latino: 28,3%

Konflik yang tengah terjadi di Los Angeles ini menjadi cerminan kompleksnya isu imigrasi, kebijakan federal, dan respons masyarakat di salah satu kota paling beragam di Amerika Serikat. Bagaimana kelanjutan eskalasi ini akan memengaruhi lanskap sosial dan politik AS patut untuk terus dicermati. (*/tur)

Related Articles

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co
Back to top button