Penulis pun menanyakan keberadaan ambulans, karena di pelabuhan hanya terlihat mobil bertuliskan puskesmas keliling. Pria berusia 45 tahun itu dengan berat hati mengatakan bahwa puskesmas belum memiliki ambulans. “Kok bisa?” tanya penulis terheran-heran.
“Ya, begitulah kenyataannya. Situasi seperti ini selalu membuat petugas puskesmas pusing,” jawab Yunedi.
Jika ada pasien rujukan, lanjutnya, terpaksa menggunakan mobil pribadi milik warga. Sedari tahun 2017, pernah mengusulkan untuk pengadaan ambulans, tapi tak kunjung ada realisasi. Jawaban dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya, Puskesmas Rakumpit tidak perlu ambulans, karena di puskesmas tidak ada fasilitas rawat inap.
“Nah, kalau pandangan saya, kami butuh ambulans. Coba lihat letak geografisnya dan jarak. Untuk bisa sampai ke kota, jaraknya jempuhnya 80 kilometer lebih. Ya, mungkin mereka (dinkes) punya pandangan lain, sehingga puskesmas sini dianggap tak memerlukan ambulans,” kata pria yang sejak 2015 lalu diangkat menjadi kepala Puskesmas Rakumpit.
“Beda loh antara mobil pusling sama ambulans. Ambulans khusus membawa pasien,” tambahnya.(*/ce)