”Kita sudah jangan bicara soal recovery. Kita bicara bagaimana bisa bertahan saja dulu. Selama masih pandemi dan banyak terjadi pembatasan perhotelan belum bicara soal kapan pulih,” pungkas Alan.
Terpisah, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menyoroti maju mundurnya keputusan pemerintah. Kebijakan yang plin-plan tentu memengaruhi ekspektasi dunia usaha.
“Seperti di otomotif sudah dapat diskon PPnBM kemudian genjot produksi tiba- tiba kebijakan berubah, itu rencana bisa buyar semua,” ujar Bhima kepada Jawa Pos.
Melihat data 2019, saat mudik lebaran, sektor transportasi menyumbang PDB (produk domestik bruto) hingga Rp 220,6 triliun. Angka tersebut relatif lebih tinggi dibanding kuartal sebelum momen mudik. Dari sisi pengusaha fashion misalnya. Sudah menyetok bahan baku, mendesain baju lebaran, tapi lantaran mudiknya dilarang mereka menanggung rugi.
“Ada pula pengusaha yang siap merekrut karyawan yang sempat di-PHK (pemutusan hubungan kerja) dengan harapan penjualan semasa mudik naik maka butuh tambahan tenaga kerja, tapi semuanya batal,” imbuhnya.
