Percepat Diversifikasi Pangan dari Hulu ke Hilir
PALANGKA RAYA-Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalteng mengungkapkan, untuk menurunkan ketergantungan konsumsi pada jenis pangan tertentu, perlu dilakukan percepatan diversifikasi pangan secara menyeluruh, sejak dari hulu ke hilir. Menurutnya, selain beras dan terigu terdapat berbagai jenis bahan pangan lokal sumber karbohidrat seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, talas, keladi, kentang, garut, ganyong, sukun, pisang, sagu, sorghum/hotong yang dapat dikonsumsi masyarakat.
“Pemenuhan pangan sangat penting sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas,” ujarnya.
Dia menerangkan, mengonsumsi makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang.
“Penganekaragaman Pangan adalah upaya peningkatan ketersediaan dan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan berbasis pada potensi sumber daya lokal untuk mewujudkan kualitas SDM yang sehat, aktif, dan produktif,” terangnya.
Dia menambahkan, mengonsumsi pangan yang berkualitas sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang sehat, aktif, cerdas, dan produktif. Kualitas konsumsi sangat dipengaruhi oleh keragaman jenis pangan yang dikonsumsi dalam jumlah cukup dan seimbang serta aman. Makin beragam jenis pangan yang dikonsumsi, semakin mudah tubuh memperoleh berbagai zat gizi yang bermanfaat bagi kesehatan.
“Kenyataannya sampai saat ini, pola konsumsi pangan masyarakat masih menunjukkan kecenderungan kurang beragam dari jenis pangan dan keseimbangan gizinya,” jelasnya.
Selain itu, tambahnya, beras masih mendominasi dalam pola konsumsi pangan masyarakat. Sementara konsumsi sumber karbohidrat lainnya yang dahulu biasa dikonsumsi semakin tergeser sejalan dengan perubahan gaya hidup masyarakat.
“Kegiatan percepatan diversifikasi pangan lokal khususnya kalimantan tengah dilaksanakan untuk meningkatkan konsumsi pangan non beras yaitu ubi kayu, dan talas,” katanya.
Selain itu, dilihat dari hasil analsis pola konsumsi pangan (PPH) Kalteng tahun 2018, konsumsi pangan beras masih di atas 58 persen, sedangkan konsumsi umbi-umbian masih 2,1 persen, masih jauh dari standar yang ditetapkan (untuk konsumsi beras 50 persen dan untuk ubi-ubian 6 persen).
“Salah satu kegiatan sosialisasi diversifikasi pangan lokal dengan slogan kenyang tidak harus nasi, serta sehat bahagia dengan pangan local,”pungkasnya.(sos/okt/b-5/uni)