BeritaUtama

Perguruan Tinggi Hadapi 3 Disrupsi Besar

Pertama, Ekosistem Pembelajaran. Di sini UPR dipandang sebagai suatu ekosistem pembelajaran. Sebagai suatu ekosistem, artinya bahwa UPR tidak dapat hidup dan menghidupkan dirinya sendiri tanpa kerjasama eksternal dan internal.

“Oleh sebab itu UPR harus mampu bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan pada aras mikro. Secara internal atau dalam perspektif mikro, UPR itu sendiri merupakan suatu ekosisem yang dibangun oleh beberapa sub-sistem,” ujar Andrie.

Kedua, Adaptif. Menurut Andrie adaptif merupakan syarat utama untuk dapat bertahan dan mampu melewati era disrupsi adalah kemampuan beradaptasi. UPR harus mampu dengan cepat beradaptasi dalam merespon kebijakan kampus merdeka, pandemic global dan revolusi industri 4.0.

“Agar mampu beradaptasi dibutuhkan keberanian untuk keluar dari zona nyaman, memiliki kinerja dan disiplin. Tanpa kinerja dan disiplin dari individu dan setiap sub sistem di UPR, kita akan sulit baradaptasi,” ujar Andrie mengingatkan.

Ketiga, Berkemajuan. Artinya, UPR mau dan mampu beradaptasi dengan kreatifitas  dalam menciptakan inovasi-inovasi baru guna mengembangkan diri dan menjawab kebutuhan masyarakat Global, Indonesia dan Kalimantan Tengah, melalui penciptaan nilai tambah pada riset unggulan atau diferensiasi yang dimiliki oleh UPR, Sustainable Food Estate yang baru dicanangkan di Kalteng, serta berkontribusi dalam tranformasi masyarakat Kalteng menunju masyarakat cerdas dan humanis.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button