BeritaHukum Dan KriminalKASUS TIPIKORNASIONAL

Psywar Hakim vs Jaksa: Dampak Penangkapan Tiga Hakim Surabaya

KALTENG.CO-Penangkapan tiga hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) telah memicu ketegangan yang signifikan di antara kedua lembaga penegak hukum ini. Tak hanya itu, peristiwa tersebut juga berdampak pada dinamika persidangan di seluruh Indonesia, termasuk di Pengadilan Negeri Makassar.

Sebagai bentuk antisipasi dan perlindungan diri, para hakim di PN Makassar telah mengeluarkan sejumlah “psywar” melalui pesan WhatsApp. Beberapa poin penting dalam pesan tersebut antara lain:

https://kalteng.cohttps://kalteng.co
  • Toleransi Nol terhadap Keterlambatan JPU: Jika Jaksa Penuntut Umum (JPU) tidak hadir atau tidak menghadirkan terdakwa dalam kurun waktu satu jam sejak jadwal sidang dimulai, majelis hakim berhak menunda persidangan.
  • Pentingnya Barang Bukti Asli: Majelis hakim akan meminta JPU untuk menunjukkan barang bukti asli, bukan sekadar fotokopi atau gambar. Hal ini bertujuan untuk memastikan keabsahan barang bukti yang diajukan.
  • Eksepsi yang Lebih Ketat: Hakim akan lebih jeli dalam memeriksa dakwaan yang diajukan oleh JPU. Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian atau copy paste antara dakwaan primer, subsider, dan alternatif, maka majelis hakim berhak mengabulkan eksepsi dari terdakwa.

Dampak dari “Psywar” Ini

Tindakan tegas yang diambil oleh para hakim di PN Makassar ini tentu saja akan berdampak signifikan terhadap dinamika persidangan. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:

  • Peningkatan kualitas persidangan: Dengan adanya pengawasan yang lebih ketat dari para hakim, diharapkan kualitas persidangan akan meningkat. JPU akan lebih terdorong untuk mempersiapkan perkara dengan lebih matang.
  • Perlambatan proses persidangan: Di sisi lain, tindakan ini juga berpotensi memperlambat proses persidangan. Jika JPU tidak siap, maka persidangan akan terus ditunda.
  • Meningkatnya ketegangan antara hakim dan jaksa: “Psywar” yang dilakukan oleh para hakim dapat memicu ketegangan yang lebih dalam antara hakim dan jaksa. Hal ini tentu saja tidak baik bagi dunia peradilan.

Analisis Lebih Lanjut

Penangkapan tiga hakim PN Surabaya menjadi sebuah momentum bagi para hakim di seluruh Indonesia untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan tugasnya. Di satu sisi, tindakan tegas yang diambil oleh para hakim di PN Makassar dapat dianggap sebagai bentuk perlindungan diri. Namun di sisi lain, tindakan ini juga dapat memicu perang dingin yang berlarut-larut antara hakim dan jaksa.

Peristiwa penangkapan tiga hakim PN Surabaya telah memicu perubahan signifikan dalam dinamika persidangan di Indonesia. Tindakan tegas yang diambil oleh para hakim di PN Makassar menunjukkan bahwa mereka tidak ingin kejadian serupa terulang kembali. Namun, penting bagi semua pihak untuk menjaga hubungan yang harmonis agar proses peradilan dapat berjalan dengan lancar dan efektif. (*/tur)

Related Articles

Back to top button