KALTENG.CO-Tiap kali makan di restoran atau warung makan, di atas meja biasanya selalu terdapat garam. Bersamaan dengan sambal, saos dan kecap, garam biasanya ditaruh di atas satu nampan.
Sehingga, konsumen mudah mengambilnya. Bagi yang tidak ingin meninggal lebih cepat, jangan coba-coba lho menambahi makannya dengan garam tambahan tersebut.
Kok bisa? Dengan menyentuh, kemudian menambahkan garam tersebut ke piring atau menu makanan, memang tidak serta merta langsung meninggal. Tapi dalam jangan panjang bisa mempercepat tibanya ajal.
Sejumlah restoran atau rumah makan seringkali menyediakan garam bubuk tambahan di atas meja. Jika seseorang sangat menyukai rasa asin, umumnya mereka menambahkan garam lagi ke atas makanan mereka. Kebiasaan ini tak baik bagi kesehatan dan memicu kematian lebih cepat.
Dalam penelitian disebutkan, menambahkan garam tambahan ke makanan sebelum dimakan memiliki 28 persen peningkatan risiko kematian dini. Para peneliti menemukan bahwa pada usia 50, orang yang selalu menambahkan garam ke makanan mereka sebelum makan, angka harapan hidup berkurang 1,5 tahun (untuk perempuan) atau 2,28 tahun (untuk pria).
Pada orang berusia antara 40 dan 69 tahun, sekitar 3 dari setiap 100 orang meninggal sebelum waktunya. Tambahan konsumsi garam menunjukkan satu orang tambahan per 100 orang bisa meninggal lebih awal.
“Sepengetahuan saya, penelitian kami adalah yang pertama menilai hubungan antara menambahkan garam ke makanan dan kematian dini,” kata Penulis utama Profesor Lu Qi, dari Tulane University School of Public Health and Tropical Medicine di New Orleans, AS, seperti dilansir dari Diabetes.co.uk, Kamis (4/8/2022).
Ini memberikan bukti baru untuk mendukung rekomendasi agar memodifikasi perilaku makan untuk meningkatkan kesehatan. Bahkan pengurangan sederhana dalam asupan natrium, dengan menambahkan lebih sedikit atau tanpa garam pada makanan di meja, kemungkinan besar akan menghasilkan manfaat kesehatan yang substansial.
Metode Penelitian
Penelitian melibatkan lebih dari 500 ribu orang, melihat lebih dekat berapa banyak orang yang menambahkan garam ke makanan mereka sebelum makan, selain garam yang mungkin ditambahkan selama proses memasak. Para peserta diikuti selama rata-rata 9 tahun, dengan kematian dini digolongkan sebagai kematian sebelum usia 75 tahun.
“Meneliti kebiasaan menambah garam masyarakat memang sulit karena beberapa makanan, terutama makanan olahan, sudah memiliki kadar garam yang tinggi,” katanya.
Garam dikaitkan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi, stroke, dan kanker Profesor Qi mengatakan menambahkan garam ke makanan di meja adalah perilaku makan umum yang secara langsung berkaitan dengan preferensi seseorang untuk mendapatkan makanan yang terasa asin.
“Menambahkan garam di meja menyumbang 6-20 persen dari total asupan garam dan menyediakan cara unik untuk mengevaluasi hubungan antara kebiasaan asupan natrium dan risiko kematian,” katanya seperti sudah dalam dilaporkan dalam European Heart Journal. (Dikutip dari JawaPos.com/tur)