Senat AS Berupaya Hentikan Praktik Debanking, Lindungi Industri Kripto

KALTENG.CO-Senat Amerika Serikat tengah berupaya menghentikan praktik debanking, yaitu penolakan layanan perbankan kepada bisnis tertentu dengan alasan “risiko reputasi,” termasuk industri kripto. Praktik ini dinilai sebagai alat politik yang menekan industri yang tidak disukai.
Pada 6 Maret 2025, Tim Scott, Ketua Komite Perbankan Senat AS, mengajukan Financial Integrity and Regulation Management (FIRM) Act. RUU ini bertujuan menghapus faktor risiko reputasi dalam pengawasan lembaga keuangan.







RUU ini didukung oleh anggota Partai Republik, yang menilai regulator telah menyalahgunakan otoritas mereka untuk menyingkirkan bisnis tertentu.
“Aspek regulasi ini telah digunakan untuk menjalankan agenda politik terhadap bisnis yang seharusnya sah,” ujar Scott. “Ini adalah praktik diskriminatif dan bertentangan dengan prinsip ekonomi bebas.”










Kritik terhadap Regulator Perbankan
Senator Cynthia Lummis mengkritik regulator perbankan yang dinilai terlalu berkuasa tanpa akuntabilitas. Ia menegaskan bahwa debanking telah menjadi alat politik yang merugikan industri inovatif seperti aset digital.
“Mereka menggunakan risiko reputasi sebagai alasan untuk memblokir bisnis yang tidak mereka sukai. Ini adalah bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang harus dihentikan,” kata Lummis.
Dampak Debanking pada Industri Kripto
Praktik debanking telah berdampak pada banyak industri, termasuk perusahaan kripto yang kesulitan mendapatkan akses layanan perbankan. Regulator bahkan mendorong bank untuk menutup rekening perusahaan hanya karena industri tersebut dianggap berisiko tinggi.
Perubahan Regulasi Perbankan AS
Jika FIRM Act disahkan, bank akan dilarang menolak layanan keuangan kepada bisnis hanya berdasarkan reputasi atau faktor non-finansial. Keputusan harus didasarkan pada risiko nyata yang dapat diukur secara objektif.
“Regulator seharusnya tidak boleh menjadi pemain politik yang menentukan bisnis mana yang boleh atau tidak boleh beroperasi,” tegas Scott.
Dengan langkah ini, Senat AS berharap dapat mengembalikan kepercayaan dalam sistem perbankan serta membuka akses yang lebih luas bagi industri inovatif, termasuk kripto. (*/tur)