Serangan Mendadak AS Guncang 3 Situs Nuklir Iran: Harga Emas Meroket, Geopolitik Memanas
KALTENG.CO-Ketegangan di Timur Tengah kembali memuncak. Amerika Serikat (AS) secara tak terduga melancarkan serangan terhadap tiga situs nuklir penting milik Iran pada Sabtu (21/6/2025) waktu AS.
Lokasi yang menjadi target adalah Fordow, Natanz, dan Isfahan. Merespons aksi militer ini, Pengamat Pasar Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, memperingatkan bahwa serangan tersebut akan memicu situasi yang sangat serius di Timur Tengah.
Ibrahim juga menyoroti potensi intervensi dari negara-negara besar seperti Rusia, Tiongkok, dan Korea Utara, yang kemungkinan besar akan mendukung Iran dalam konflik ini.
Harga Emas Diramal Melonjak Tajam
Dampak langsung dari serangan AS ini, menurut Ibrahim Assuaibi, adalah lonjakan harga emas dunia. Ia memprediksi harga emas akan mencapai USD 3.450 per troy ounce dan bahkan berpotensi naik hingga USD 3.500 per troy ounce.
“Sebelumnya saya sudah mengatakan bahwa akhir pekan ini kalau seandainya Trump melakukan penyerangan terhadap Iran, situs-situs nuklir, kemungkinan besar harga emas dunia itu akan melejit tinggi. Kembali ke USD 3.450 bahkan bisa mencapai level USD 3.500,” kata Ibrahim dalam analisisnya kepada JawaPos.com, Minggu (22/6/2025).
Prediksi ini menunjukkan bagaimana gejolak geopolitik dapat secara drastis memengaruhi pasar komoditas global.
Donald Trump Umumkan Serangan dan Serukan Perdamaian
Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara resmi mengumumkan keberhasilan serangan rudal ke tiga situs nuklir Iran tersebut. Pengumuman ini disampaikan Trump melalui akun media sosial dan video singkat pada Sabtu (21/6/2025) malam waktu AS.
“Kami telah menyelesaikan serangan kami yang sangat sukses terhadap tiga situs nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan,” kata Trump. Ia juga memastikan bahwa semua pesawat tempur AS telah kembali dengan selamat dan keluar dari wilayah udara Iran. Situs nuklir utama, Fordow, disebut-sebut menjadi target dengan muatan rudal terbesar.
“Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat. Selamat untuk prajurit Amerika kami yang hebat. Tidak ada militer lain di dunia yang bisa melakukan ini. Sekarang saatnya untuk damai!” tutup Trump, seraya menyerukan perdamaian meskipun baru saja melakukan serangan signifikan.
Ultimatum Trump: Damai atau Tragedi yang Lebih Besar
Dalam videonya, Trump secara tegas memperingatkan Iran untuk tidak membalas serangan tersebut. Ia bahkan mengancam akan melancarkan serangan yang jauh lebih besar jika tidak ada itikad perdamaian dari pihak Iran.
“Akan ada perdamaian atau akan ada tragedi bagi Iran yang jauh lebih besar daripada yang telah kami lihat selama 8 hari terakhir. Ingat, ada banyak target yang tersisa,” kata Trump dalam video yang disiarkan langsung melalui akun media sosial White House.
Trump bahkan menyebut serangan yang baru saja dilakukan ke tiga titik pusat nuklir Iran sebagai yang paling mematikan. “Malam ini merupakan yang paling sulit dari semuanya, dan mungkin yang paling mematikan. Tapi jika perdamaian tidak datang secara cepat, kami akan mengejar target-target lainnya dengan presisi, kecepatan, dan keterampilan,” imbuhnya.
Serangan mendadak ini dan ultimatum dari Donald Trump menciptakan ketidakpastian besar di panggung global. Bagaimana respons Iran dan negara-negara sekutunya akan memengaruhi stabilitas regional dan pasar global dalam beberapa hari ke depan akan sangat menarik untuk disimak. (*/tur)




