BeritaDISKOMINFOSANTIK KALTENGKuala PembuangPEMKAB SERUYAN

Seruyan Go Global! Kabupaten Ini Jadi Pusat Pembelajaran Pertanian Berkelanjutan Skala Internasional

KUALA PEMBUANG, Kalteng.co-Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, kini menjadi sorotan dunia dalam upaya mewujudkan pertanian berkelanjutan.

Baru-baru ini, Sustainable Agriculture Network (SAN) melakukan kunjungan lapangan langsung ke Seruyan, didampingi Pemerintah Kabupaten Seruyan dan Kaleka.

Kunjungan ini bukan hanya sekadar formalitas, melainkan bagian integral dari upaya global untuk mentransformasi pertanian melalui pembelajaran langsung dari praktik terbaik di tingkat akar rumput.

Kegiatan ini secara signifikan memperkuat koneksi Seruyan dalam jaringan pertanian berkelanjutan dunia, sekaligus mendorong pertukaran pengetahuan yang berharga antara petani lokal, pemerintah daerah, dan mitra pembangunan internasional.

Inovasi Petani Lokal: Majianto dan Pertanian Regeneratif

Salah satu sorotan utama kunjungan SAN adalah kebun percontohan milik Majianto, seorang petani muda yang didampingi oleh Pemerintah Kabupaten Seruyan dan Kaleka. Di kebun kelapa sawitnya, Majianto menerapkan praktik pertanian regeneratif yang inovatif, seperti pembuatan dan pengaplikasian pupuk organik secara mandiri. Ia tak hanya menerapkan, tetapi juga aktif membagikan praktik ini kepada petani lain sebagai bagian dari proses pembelajaran berbasis komunitas.

“Kedatangan SAN bikin saya merasa didukung sebagai petani. Biasanya kami mempelajari ilmu dari luar, sekarang justru mereka yang datang belajar dari kami. Saya harap ini bisa membuka jalan kerja sama, baik dengan mitra luar maupun dinas setempat agar pertanian regeneratif bisa terus berkembang,” ujar Majianto, petani muda dari Desa Bangkal, dengan antusias.

Pernyataan Majianto ini menunjukkan adanya pergeseran paradigma, di mana petani lokal kini tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga sumber pengetahuan dan inspirasi bagi praktik pertanian berkelanjutan secara global.

Nilam: Alternatif Ekonomi Berkelanjutan bagi Petani Sawit

Selain kebun Majianto, para peserta SAN juga mengunjungi Product Development Center (PDC) Rungau Raya. Di sana, mereka menyaksikan langsung upaya pengembangan persemaian tanaman nilam sebagai bagian dari strategi pendampingan petani sawit berkelanjutan.

Tanaman nilam dipilih karena beberapa alasan strategis: nilam memiliki nilai ekonomi tinggi dan dapat tumbuh berdampingan secara harmonis dengan komoditas lain seperti pisang dan jagung. Dengan demikian, nilam menawarkan alternatif ekonomi yang menjanjikan bagi petani, mengurangi ketergantungan pada satu komoditas dan meningkatkan ketahanan ekonomi mereka.

“Kerja Kaleka dan Pemerintah Seruyan dalam membangun pertanian regeneratif sangat penting. Mereka membuktikan bahwa kelapa sawit bisa dikelola dengan cara yang lebih ramah lingkungan, sekaligus membuka alternatif ekonomi seperti nilam bagi petani,” kata José Joaquín Campos, Direktur Utama Sustainable Agriculture Network (SAN), memuji inisiatif di Seruyan.

José menambahkan pentingnya membangun kolaborasi global yang radikal sebagai strategi untuk memperluas dampak positif. “Banyak pembelajaran bisa dibagikan lintas negara. Tapi yang terpenting, komunitas lokal harus jadi pengambil keputusan utama atas lahannya. Di sinilah peran SAN hadir: mendukung mereka dengan pengetahuan dan pendampingan teknis,” jelasnya, menegaskan komitmen SAN terhadap pemberdayaan komunitas lokal.

Seruyan Siap Terhubung dengan Inisiatif Global

Kepala Bappeda-Litbang Kabupaten Seruyan, Budi Purwanto, SP., M.Si., menyambut baik kunjungan SAN sebagai langkah penting dalam memperkuat peran Seruyan dalam jaringan pertanian berkelanjutan dunia.

Ia menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan arah pembangunan daerah untuk lima tahun ke depan, khususnya dalam mewujudkan misi “Harmonisasi Lingkungan Berkelanjutan.”

“Kunjungan SAN ini memperkuat posisi Seruyan sebagai kabupaten yang serius mendukung pertanian berkelanjutan dan siap terhubung dengan inisiatif global,” ujarnya, menunjukkan komitmen kuat pemerintah daerah.

Hingga saat ini, sebanyak 133 petani di Kabupaten Seruyan telah mulai menerapkan praktik pertanian regeneratif, mencakup 221 hektar lahan. Angka ini menjadi bukti nyata bahwa peran Pemerintah Seruyan dalam pertanian berkelanjutan, yang ditopang oleh kolaborasi multi-pihak seperti Kaleka dan SAN, merupakan pondasi penting dalam membangun pertanian berkelanjutan berbasis masyarakat.

Langkah Seruyan ini patut menjadi contoh inspiratif bagi daerah lain di Indonesia, bahkan dunia, dalam mewujudkan masa depan pertanian yang lebih hijau dan berkelanjutan. (*/tur)

https://kalteng.co https://kalteng.co https://kalteng.co https://kalteng.co

Related Articles

Back to top button