Selain mengakibatkan jalan berdebu, juga mengacam keselamatan pengguna jalan lainnya, karena tidak ada pemasangan rambu-rambu untuk angkutan besar itu.
“Sudahh sekitar sebulan ini tambang batu bara melakukan aktivitas produksi dan aktivitas mereka sangat mengganggu masyarakat pengguna jalan itu,” ujar Khairil yang merupakan mantan Kepala Desa Manjalin, Rabu (24/3).
Dijelaskannya, dalam jangka waktu sebulan terakhir perusahaan tersebut melakukan kegiatan produksi. Aktivitas kendaraan pengangkut terjadi dari pagi hingga malam hari. Keberadaan angkutan tambang itu sangat mengganggu pengguna jalan lainnya.
Tak jarang ada yang melaju dengan kecepatan tinggi, padahal jalan itu masih berupa tanah merah. Otomatis menimbulkan debu yang sangat mengancam kesehatan warga sekitar.