AKHIR PEKANBeritaKESEHATANUtama

Waspada.!!! Jika Wajah Pucat dan Sering Mimisan, Bisa Jadi Gejala Penyakit Leukemia atau Kanker Darah

KALTENG.CO, – 15 Februari 2021 diperingati sebagai Hari Kanker Anak se-Dunia. Di antara jenis kanker yang diderita anak adalah kanker darah Acute lymphoblastic leukemia atau leukemia limfoblastik akut (LLA). Untuk mengenal apa itu LLA, bagaimana gejala dan pengobatannya, berikut petikan wawancara Wartawan Kalteng Pos Mohamamd Ismail dengan dr Andar Sitanggang MSc SpA, dokter spesialis anak RSUD dr Doris Sylvanus, Selasa (16/2).

Dokter, apa gejala klinis leukemia yang bisa dikenali pada anak?
Kanker darah atau leukemia memiliki beberapa gejala. Gejala klinisnya wajah pucat, disertai gampang sakit berulang, seperti batuk, pilek. Bisa mendadak mimisan, gusi berdarah. Kadang muncul bintik-bintik merah pada kulit, seperti orang sakit demam berdarah, karena trombositnya rendah. Kadang jika diperiksa perutnya, hati dan limpa akan teraba bengkak. Kadang juga bagian leher membengkak, karena kelenjar getah bening banyak.

https://kalteng.co


Apa yang terjadi pada penderita Leukemia ?
Penyakit ini terjadi ketika sel darah putih yang belum matang (limfoblast) memperbanyak diri secara cepat dan agresif. Ini terjadi karena kesalahan proses produksi sel darah putih di sumsung tulang.
Darah pabriknya di sumsum tulang. Sebelum menjadi darah putih yang matang atau dewasa, ada urut-urutannya. Pada kasus leukemia, sel darah putih yang harusnya melalui sejumlah proses untuk menjadi matang dan siap pakai, tiba-tiba berhenti di tengah proses.
Misalnya proses sel darah putih untuk menjadi dewasa atau matang, harus melalui tahapan, A, B, C, D, E dan F. Nah, pada kasus ini, sel darah putih berhenti prosesnya di tahap D. Jumlahnya banyak sekali. Harusnya tidak boleh keluar dari sumsum tulang karena belum matang.
Karena jumlah yang banyak tidak bisa ditampung di sumsum tulang, dan akhirnya sel muda darah putih yang masih tahap D tersebut keluar dan menyebar ke seluruh tubuh. Karena tidak sempurna prosesnya, akhirnya sel darah putih ini tak mampu berbuat apa-apa untuk melawan penyakit yang masuk ke tubuh. Jadi kekebalan tubuh menurun.

Apakah ada rentang usia penderita yang dominan?
Sebenarnya tidak ada yang pasti. Jika usia saat terdiagnosis semakin rendah, misalnya dibawah usia 1 tahun, maka prognosisnya akan semakin buruk. Risiko kematian jadi semakin besar.
Semisal bila terdiagnosis di umur 7 tahun (usia 1-9 tahun) terdeteksi leukemia limfoblastik akut (LLA). Kemudian pemeriksaan darah pertama kalinya leukosit tidak tinggi, dan parameter lainnya tidak berat, harapan hidupnya dengan pengobatan yang terstandar itu lebih baik.
Bagaimana peluang sembuh penderita leukemia ini?
Syukurnya sistem pengobatannya di Indonesia telah tersedia. Pengobatannya harus melalui kemoterapi dengan durasi sampai dua tahun. Pengobatannya panjang. Melelahkan bagi pasien dan keluarga. Untungnya saat ini tertolong dengan sistem asuransi BPJS Kesehatan. Pasien tidak sampai harus menjual harta benda, sehingga ekonomi keluarga bisa diselamatkan.
Peluang sembuh tergantung pada jenisnya. Jika pada penderita leukemia limfoblastik akut peluang sembuh bisa sampai 80 persen. Syaratnya harus menjalani kemoterapi dengan baik dan tidak ada masalah berat lain selama proses pengobatannya. Tapi leukemia jenis lain peluang sembuhnya lebih kecil.

1 2Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button