DISKOMINFOSANTIK KALTENG

Guru Besar UNJ, Prof. Dr. Ir. Juni Gultom, ST., MTP. Masuk Nominasi Nobel Perdamaian 2025

JAKARTA, Kalteng.co – Dunia pendidikan Indonesia kembali mencatat prestasi membanggakan di kancah internasional. Salah satu Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Prof. Dr. Ir. Juni Gultom, ST., MTP., dinyatakan masuk dalam deretan kandidat penerima Nobel Perdamaian 2025.

Nominasi tersebut diumumkan melalui kerja sama lintas institusi yang melibatkan perguruan tinggi, TNI, kementerian, dan penerbit-penerbit global seperti IEEE, Elsevier, hingga Inovasi Aliansi Eropa. Nama Prof. Juni Gultom hadir bersama sejumlah tokoh nasional lainnya seperti Prof. Ninuk Lustyantie, Jenderal TNI (HOR) (Purn) Prabowo Subianto, Prof. Dian Damayanti, Prof. Toni Toharudin, dan lainnya.

Prof. Juni dikenal luas sebagai akademisi sekaligus pakar hukum internasional yang aktif menulis dan mempublikasikan karya ilmiah bereputasi. Salah satu karya kolaboratifnya yang berjudul Pandangan Hukum Indonesia dalam Perang Israel–Palestina, yang diterbitkan oleh Lambert Academic Publishing, mendapat perhatian di forum internasional.

“Pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu, tapi juga strategi kemanusiaan global. Melalui teknologi dan diplomasi lunak, kita bisa menjadikan ilmu sebagai jembatan perdamaian,” ungkap Prof. Juni dalam keterangannya.

Selain kiprahnya dalam pendidikan hukum, Prof. Juni juga terlibat aktif dalam berbagai program nasional dan internasional, termasuk yang berkaitan dengan bahasa, pertahanan ekonomi, dan isu-isu global yang diangkat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Nama Prof. Juni Gultom juga dikaitkan dengan buku Golden Visa Policy Investment in Language Metaphor Teaching and Learning Technology Development in Indonesia, yang ditulis bersama Prof. Ninuk Lustyantie. Buku ini menggambarkan pendidikan sebagai “visa emas” atau investasi jangka panjang dalam membangun peradaban dan kemanusiaan, serta mendorong pentingnya pengembangan teknologi dalam dunia pembelajaran.

“Golden visa itu bukan sekadar kebijakan migrasi, melainkan metafora tentang pendidikan sebagai sarana investasi dan diplomasi global,” ujar Prof. Juni.

Nominasi Nobel Perdamaian 2025 ini dinilai sebagai bukti nyata kontribusi akademisi Indonesia dalam memajukan dialog global, perdamaian dunia, serta memperkuat posisi Indonesia dalam percaturan intelektual internasional. Para kandidat yang terpilih telah melalui seleksi ketat berbasis portofolio akademik, publikasi ilmiah terindeks Scopus, serta keterlibatan dalam kegiatan kemanusiaan dan kebijakan publik.

Pengumuman resmi penerima Nobel Perdamaian 2025 dijadwalkan akan dilakukan oleh Komite Nobel Norwegia pada bulan Oktober mendatang.

“Semoga pencapaian ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia bahwa dari ruang-ruang kelas dan laboratorium, kita dapat menyuarakan perdamaian dan membawa nama bangsa ke tingkat dunia,” tutup Prof. Juni Gultom. (pra)

EDITOR : TOPAN

Related Articles

Back to top button