Di Kalteng Ada 63.375 Merchant QRIS
PALANGKA RAYA, kalteng.co – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) senantiasa mendukung implementasi transaksi digital, dengan menggunakan kanal pembayaran QR Code pembayaran Indonesia (QRIS). Di Kalteng, jumlah merchant QRIS posisi pertengahan Agustus 2021 ada sebanyak 63.375 merchant.
“Sepanjang 2021 Kalteng menjadi daerah dengan pertumbuhan jumlah merchant tertinggi ke 2 se-Nasional (91%), bila dibandingkan dengan posisi jumlah merchant di akhir tahun 2020,” ucap Kepala Perwakilan BI Provinsi Kalteng, Rihando, Jumat (27/8/2021).
Rihando menambahkan, sebagai bentuk upaya mendorong perluasan implementasi QRIS, Kantor Perwakilan BI Kalteng telah menyelenggarakan berbagai kegiatan edukasi dan on boarding merchant QRIS di sektor strategis.
Berita Terkait……QRIS Solusi Transaksi Pembayaran Masa Depan
Seperti Sektor Pasar Tradisional (Pasar Kahayan dan Pasar Besar Palangka Raya) bekerja sama dengan Dinas Perdagangan Kota Palangka Raya, Pengelola Pasar, dan PJSP (BPD Kalteng, BRI, dan Link Aja). Selain sektor pasar tradisional, KPw BI Kalteng juga telah menyelenggarakan kegiatan edukasi dan on boarding merchant diberbagai sektor lainnya sepanjang Tahun 2021.
“Yakni Sektor Pariwisata (Taman Nasional Tanjung Puting & Objek Wisata Kum Kum Palangka Raya), Sektor Korporasi Daerah (Akurnandiri DPW Prov Kalteng & Kota Palangka Raya), Sektor UMKM (UMKM Mitra dan Binaan Bank Indonesia), Sektor Instansi Pemda (Musholla Baiturrahim Kantor Walikota Palangka Raya) berkolaborasi dengan instansi dan PISP terkait,” katanya.
Sebelumnya, Rihando mengatakan, BI meluncurkan Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) serta uji coba Standar Nasional QRIS dengan Thailand (Thai QR Payment. Kegiatan peluncuran dilakukan secara virtual. Bertepatan dengan HUT BI ke 68 dan HUT RI ke 76.
SNAP merupakan standar nasional yang ditetapkan Bl yang memfasilitasi interkoneksi antar aplikasi pembayaran secara terbuka dalam pemrosesan transaksi. Penetapan ini menciptakan industri sistem pembayaran yang sehat, kompetitif, dan inovatif. Sehingga dapat menyediakan layanan yang efisien, aman dan andal.
Penyusunan SNAP dilakukan oleh Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Sementara itu, pengembangan QRIS Antar negara dengan Thailand diharapkan dapat menjadi tonggak baru dalam memfasilitasi aktivitas masyarakat kedua negara, khususnya bagi wisatawan kedua negara.
Implementasi SNAP merupakan salah satu tahapan penting dalam rangka mendorong digitalisasi di area sistem pembayaran. Inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari visi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025. Untuk terus mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan nasional.
“Standardisasi Open API Pembayaran diharapkan akan menciptakan industri sistem permbayaran yang sehat dan kompetitif, serta mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan di Indonesia,” tuturnya.
Menurut dia, terwujudnya interoperabilitas dan interkoneksi antara QRIS dengan Thailand (Thai QR Payment merupakan kolaborasi dan sinergi. Antara Bi, Bank of Thailand, ASPI, lembaga switching kedua negara, Appointed Cross Currency Dealers (ACCD) dan Penyedia Jasa Pembayaran, interkoneksi dibangun entar lembaga switchingkedua negara yaitu Rintis, Artajasa, lalin dan Alto dari Indonesia Bank dengan National ITMX (NITMX) dari Thailand.
Lebih lanjut ia menjelaskan, penyelesaian transaksi dilakukan dengan menggunakan mata uang lokal antar kedua negara (Local Currency SettlemenvLCS) melalui Bank ACCD Indonesia. Yaitu BCA, BNI, BRI dan Bank ACCD Thailand yaitu Bangkok Bank (BBL), Bank of Ayudhya (Krungsri), CIMB Thai Bank (CIMBT).
“Fase komersial penuh QR Antamegara dengan Thailand akan dilakukan pada kuartal pertama Tahun 2022,” tandasnya. (aza)