Palangka Raya Peringkat ke 7 Kota Deflasi Tingkat Nasional
PALANGKA RAYA-Indeks harga konsumen di level pedagang eceran di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dikompilasi berdasarkan gabungan dua kota rujukan, yakni Palangka Raya dan Sampit. Selama September 2020, terjadi deflasi 0,30 persen atau terjadi penurunan indeks harga dari 104,59 di Agustus 2020 menjadi 104,28 di September 2020.
“Palangka Raya menempati peringkat ke 7 kota deflasi di tingkat nasional, sedangkan Sampit menempati peringkat ke 23 kota deflasi,” ucap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, Yomin Tofri M.A saat rilis berita statistik Oktober, Kamis (1/10).
Ia menjelaskan, kelompok pengeluaran yang mendominasi pengaruh deflasi adalah penurunan indeks harga kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,84 persen dan kelompok transportasi 0,71 persen.

“Selama September 2020, di Palangka Raya terjadi deflasi 0,36 persen atau mengalami penurunan indeks harga dari 104,45 di Agustus 2020 menjadi 104,07 di September 2020,” kata dia.
Menurut dia, terjadinya deflasi terutama dipengaruhi oleh penurunan indeks harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau 1,06 persen dan kelompok transportasi 0,82 persen.
Besarnya laju deflasi tahun kalender 0,31 persen merupakan dampak dari penurunan indeks harga pada kelompok transportasi 3,65 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau 2,04 persen, serta kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan 1,43 persen.
Lanjut dia, sejalan dengan yang terjadi di Palangka Raya, Sampit pun mengalami deflasi 0,30 persen atau mengalami penurunan indeks harga dari 104,95 di Agustus 2020 menjadi 104,74 di September 2020.
“Terjadinya deflasi dipengaruhi penurunan indeks harga kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,56 persen, kelompok transportasi 0,56 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,34 persen,” tandasnya. (aza)