Perekonomian Global Membaik, Nasional Masih Melambat
PALANGKA RAYA-Perekonomian global mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan setelah mengalami tekanan berat pada triwulan II 2020 sejalan dampak pandemi Covid-19. Perkembangan terkini mengindikasikan perbaikan ekonomi mulai terlihat di beberapa negara, khususnya di Tiongkok, didorong dampak penyebaran pandemi Covid-19 yang telah berkurang dan stimulus kebijakan fiskal yang besar.
“Perekonomian global pada paruh kedua 2020 diprakirakan membaik, meskipun belum kembali ke level sebelum pandemi Covid-19 sejalan dengan penerapan protokol kesehatan di era kenormalan baru,” ucap Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Tengah (Kalteng), Yudo Herlambang, Rabu (23/9).
Menurut dia, mengenai prospek perbaikan pertumbuhan ekonomi global pada semester II 2020 berpotensi meningkatan volume perdagangan dunia. Pemulihan aktivitas sektoral terutama di Tiongkok mendorong permintaan barang manufaktur, seperti logam, kimia, dan peralatan transportasi.
“Indikasi membaiknya volume perdagangan dunia juga tercermin dari Drewry World Container Index dan Indeks Harga Komoditas yang meningkat,” terangnya.
Sementara itu untuk perkembangan perekonomian nasional, akibat penyebaran Covid-19 berdampak pada melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional. Pandemi Covid-19 menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II 2020 yang terkontraksi 5,32% (yoy), turun dalam dibandingkan dengan capaian triwulan I 2020 sebesar 2,97% (yoy).
Pembatasan PSBB untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19 menyebabkan terbatasnya mobilitas manusia dan barang, yang kemudian menurunkan permintaan domestik serta aktivitas produksi dan investasi dari sisi permintaan.
“Dari sisi lapangan usaha (LU), hampir seluruh LU mengalami kontraksi pertumbuhan, kecuali beberapa LU yang terkait dengan upaya penanggulangan Covid-19 dan sumber daya alam,” ucapnya.
Ia menegaskan, kontraksi ekonomi terutama disebabkan oleh penurunan kinerja LU Transportasi dan Pergudangan, LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, LU Perdagangan Besar dan Eceran, LU Industri Pengolahan, dan LU Jasa Perusahaan, akibat penurunan permintaan seiring penerapan PSBB dan protokol Covid-19. (hms/aza)