Di Indonesia sendiri hoaks bisa muncul dalam keadaan apa saja, sebuah berita atau informasi yang terkandung di dalam hoaks tersebut juga bermacam-macam, mulai dari kebudayaan, Pendidikan, agama, politik dan lainnya.
Dalam bidang politik ini yang sebentar lagi kita akan temui yang mana Rakyat Indonesia akan menggelar pesta demokrasi Pemilu 2024 yang terdiri atas Pilpres 2024, Pileg 2024, dan Pilkada 2024.
Pesta rakyat yang akan diselenggarakan sekitar 14 februari 2024, beberapa tahun lagi Indonesia akan berganti pemimpin atau presiden dan wakil presiden, tak hanya Presiden dan Wakil Presiden, dewan Perwakilan Rakyat pun berganti, tak hanya masyarakat , pamerintah pun cukup di repotkan dengan maraknya hoaks menjelang pemilu 2024.
sebenarnya dari sisi regulasi, pemerintah juga tidak tinggal diam. Karena Saat ini sudah ada landasan hukum bagi penyebar hoaks dari kalangan masyarakat. Sedang disusun sebuah aturan ke depan, yang akan memberikan sanksi denda bagi penyedia platform yang tidak cukup mengambil langkah menangkal hoaks.
“Google, Facebook, maupun Youtube bisa kena sanksi hukum, yaitu denda, kalau mereka membiarkan platformnya dipakai untuk menyebarkan hoaks.
Namun, Peraturan Pemerintah ini belum bisa selamanya efektif untuk mencegah penyebaran hoaks atau berita bohong. Selain itu, pemerintah juga masih menemui rintangan untuk mencegah penyebaran hoaks melalui jalur komunikasi pribadi, misalnya melalui platform WhatsApp.
Kebiasaan masyarakat yang mudah menyebar informasi juga menjadi kendala. Dimana sebuah informasi yang sudah dikategorikan sebagai hoaks, masih terus disebarluarkan dengan modifikasi tertentu. Banyaknya Hoaks jelang pemilu jangan sampai membuat kita masyarakat menjadi mudah terpancing emosi.
Nah.. kita sebagai masyakat harus bertindak bijak, menanggapi dan menghadapi berita bohong yang berseliweran di sosial media dan berita berita kembali lagi ke diri kita sebagai pengguna mesia dosial dan konsumen berita untuk cerdas memilah, memilih, dan menyaring sebelum sharing sebuah informasi.
Yang perlu kita lakukan untuk mengantisipasi hoaks yang pertama kita harus hati-hati dengan judul berita yang Provokatif, kemudian cermati sumber berita, yang ke tiga cek fakta baik dari sumber, kesaksian, bukti maupun saksi. Maka dari itu jadilah masyarakat cerdas sebagai pengguna media sosial dengan massif nya arus informasi siapa saja bisa menjadi korban berita bohong atau hoaks. (*)
*) Penulis: Nur Khasanah, Mahasiswa IAIN Palangka Raya