Usai Dugaan Panen Paksa Sekelompok Massa, Masyarakat Pelantaran Jaga Ketat Kebun
PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Usai dugaan panen paksa oleh sekelompok massa, masyarakat Pelantaran menjaga ketat kebun. Hal tersebut dilakukan tentunya untuk menghindari kejadian serupa tersebut terjadi kembali pada lahan sawit milik Alpin Lawrence Cs itu.
Warga setempat sangat menyesali dengan maraknya aksi kriminalitas yang diduga dilakukan sekelompok massa bayaran oleh Hok Kim alias Acen tersebut. Insiden-insiden itu tentunya sangat merugikan, khususnya masyarakat sekitar.
Seperti halnya yang terbaru, yakni melakukan panen paksa di kebun sawit milik Alpin Lawrence Cs yang kini masih dalam sengketa. Guna memastikan panen paksa atau pemindahan aset kebun kembali terjadi, sejumlah masyarakat kini melakukan penjagaan ketat di sekitar kebun sawit.
Salah seorang masyarakat yang ditunjuk sebagai juru bicara, Sugianto mengungkapkan, bentuk penjagaan yang dilakukan pihaknya seperti ini merupakan bentuk tindak lanjut dari adanya dugaan panen paksa yang baru-baru ini terjadi.
“Kami sebagai masyarakat Desa Pelantaran tentunya sangat menyesali dengan adanya dugaan panen paksa yang dilakukan oleh sejumlah kelompok massa tersebut,” katanya, Jumat (23/6/2023).
Menurutnya, beruntung saat kejadian itu terjadi ada masyarakat yang mengetahui sehingga segera diambil langkah tindakan dengan menghubungi kepolisian untuk dilakukan pengusiran agar hal itu dapat dihentikan.
“Sudah sempat panen kemarin, ada satu pikap yang keluar dari dalam kebun,” urainya.
Ia pun turut menyayangkan sikap dan tindakan dari Hok Kim dan anak buahnya yang selalu melanggar peraturan hukum dan kesepakatan yang ada. Terlebih saat ini kebun sawit milik Alpin Lawrence Cs berhenti beraktivitas karena masih adanya spanduk penyelidikan Ditreskrimsus Polda Kalteng.
“Masyarakat Desa Pelantaran sudah berlapang dada berhenti sementara beraktivitas di kebun sawit milik Alpin Lawrence Cs karena menghormati hukum yang sedang berjalan. Namun anehnya pihak sebelah terus saja berulah dan melanggar hukum,” tuturnya.
Ia juga berharap keadilan dapat ditegakkan secara penuh dan pihak-pihak terkait yang selama ini berupaya menguasai lahan milik Alpin Lawrence secara ilegal dapat dijerat hukum sesuai peraturan yang berlaku.
“Seluruh masyarakat Pelantaran tentunya berharap agar sengketa ini dapat segera selesai. Sejak awal kami mengetahui jika lahan sawit ini adalah milik pak Alpin Lawrence bersama rekan-rekan,” ungkapnya.
Sementara, Wilianto, anak Hok Kim saat dikonfirmasi membantah tegas telah melakukan panen di kebun sawit Desa Pelantaran.
“Gak ada kegiatan panen mas. Kalau pun ada info kegiatan panen di dalam kebun berarti pencuri. Karena tidak ada kegiatan apapun dari pihak kita,” ucapnya dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.
Ditanyakan mengenai panen paksa yang diduga dilakukan oleh anak buah Hok Kim menurut pengakuan salah satu massa yang sempat diamankan masyarakat, Wilianto pun menegaskan tidak mengetahui.
“Tidak tahu mas,” tutupnya singkat. (oiq)