BeritaKasonganUtama

Kalau Bantuan Habis, Pengungsi Patungan Beli Bahan Pokok

KALTENG.CO-DUA tahun terakhir, bencana banjir melanda di Kabupaten Katingan. Ratusan rumah yang bermukim di kawasan tersebut terendam oleh luapan air dari Sungai Katingan.

Tenda oren bertuliskan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berdiri tegak di Pelabuhan Hurung. Tempat itu merupakan pengungsian warga terdampak banjir di Kabupaten Katingan, Jumat (3/9/2021) siang.

Aktivitas warga pengungsi bencana banjir ketika menjajakan dagangan ikannya di sekitar lokasi tenda pengungsian, Jumat (3/9/2021) siang.
Aktivitas warga pengungsi bencana banjir ketika menjajakan dagangan ikannya di sekitar lokasi tenda pengungsian, Jumat (3/9/2021) siang.

Belasan warga Jalan Pasar Hurung, RT 01, Kelurahan Kasongan Baru, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan terpaksa mengungsi di lokasi tersebut. Karena rumah milik mereka terendam air luapan sungai.

https://kalteng.co

Sudah kurang lebih seminggu terakhir mereka mengungsi di tenda tersebut. Ke dalaman debit air yang menggenangi rumah mereka bervariasi, mulai dari selutut hingga sepinggang orang dewasa.

Seorang balita sedang bermain air di sekitaran lokasi banjir yang berada di Kelurahan Kasongan Baru, Jumat (3/9/2021). FOTO: OIQ/KALTENG.CO
Seorang balita sedang bermain air di sekitaran lokasi banjir yang berada di Kelurahan Kasongan Baru, Jumat (3/9/2021).FOTO: OIQ/KALTENG.CO

Tingginya intesitas hujan yang terjadi beberapa pekan terakhir ini membuat banjir yang merendam beberapa kecamatan di kabupaten dengan semboyan “Penyang Hinje Simpei” yang artinya adalah Hidup Rukun dan Damai untuk Kesejahteraan Bersama.

Pantauan Kalteng.co di lokasi, menjelang sore hari, sekitar pukul 16.30 WIB beberapa warga pengungsi nampak menyiapkan alas berupa tikar atau karpet tempat mereka tidur di atas terpal berwarna biru tersebut.

Tidak hanya orang dewasa saja yang mengungsi, bahkan ada anak-anak dan bayi turut mengungsi. Di dalam tenda tersebut terpasang sebuah ayunan, seorang ibu-ibu mengenakan baju berwarna putih tengah meniduri bayinya.

Masyarakat yang mayoritasnya sebagai nelayan ini semulanya berjualan di sebuah bangunan pasar, namun karena terendam banjir, terpaksa mereka berjejer di pinggir jalan yang kondisinya kering tanpa genangan air.

Salah seorang warga sekitar, Milawati mengatakan, banjir yang melanda tempat tinggalnya ini sudah terjadi selama satu minggu terakhir. Rumah mereka terendam oleh genangan air luapan sungai tersebut.

“Sudah satu minggu ini kami mengungsi karena banjir pak. Awalnya air naik di wilayah ini sejak hari Kamis pada pekan lalu,” katanya kepada Kalteng.co ketika di bincangi di lokasi.

Wanita yang merupakan istri dari Ketua RT setempat ini, menyebutkan, banjir yang menggenangi kediaman mereka itu bervariasi. Mulai dari selutut hingga setinggi pinggang orang dewasa.

“Kalau rumahnya rendah pasti terendam. Kalau saat ini paling dalam itu mencapai sepinggang orang dewasa,” ujarnya sambil menyusun ikan-ikan yang di dagangkannya di sekitar lokasi.

Menurutnya, banjir ini sudah terjadi selama dua tahun belakangan ini. Mereka pun hanya dapat pasrah dengan musibah banjir yang menimpa di perkumiman tempatnya tinggal ini.

“Jika di bandingkan, memang lebih dalam di banding tahun sebelumnya. Namun pada saat itu airnya cepat saja turun. Tapi yang saat ini, tidak dalam tetapi surutnya lambat,” bebernya.

Di jelaskannya, warga di lokasi juga merasa bersyukur dengan adanya bantuan yang di berikan, baik itu dari pemerintah setempat, TNI-Polri hingga donatur yang lainnya.

“Kalau bantuan yang ada di pengungsian ini habis, biasanya kami patungan untuk membeli bahan-bahan pokok guna kebutuhan di tenda pengungsian ini,” pungkasnya. (oiq)

Related Articles

Back to top button