Puasa, Sedekah, dan Bahagia
Mengentaskan Kemiskinan
Data Badan Pusat Statistik menyebutkan, jumlah penduduk miskin di Indonesia tahun 2021 berkisar 9,7 persen atau 26,50 juta. Walaupun sudah menurun di banding tahun sebelumnya, adanya pandemi Covid-19 yang menyerang dunia, termasuk Indonesia, selama lebih dari dua tahun menyebabkan angka kemiskinan di Indonesia di perkirakan bertambah 2,7 juta jiwa lagi.
Sementara data dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menyebutkan, potensi zakat di Indonesia tahun 2020 sangat besar, yakni Rp 227 triliun. Namun sayang, realisasi pengumpulan dan penyalurannya baru sekitar 27,5 persen atau Rp 71 triliun.
Walaupun demikian, ada hal positif dari upaya badan amil zakat, infak, dan sedekah. Baik yang di kelola pemerintah maupun ormas keagamaan, menunjukkan peningkatan pengumpulan dan penyalurannya dari tahun ke tahun. Sehingga semakin banyak membantu mengentaskan kemiskinan.
Pengelolaan dan pemanfaatan zakat, infak, dan sedekah tidak hanya bersifat konsumtif. Tetapi juga dalam bentuk bantuan usaha produktif atau beasiswa untuk keluarga miskin. Merupakan terobosan cerdas untuk memutus rantai siklus kemiskinan sehingga bisa hidup lebih sejahtera.
Bulan Ramadan memberikan banyak kesempatan dan stimulus kepada kita untuk lebih banyak membiasakan bersedekah. Baik sedekah wajib seperti zakat fitrah dan mal maupun sedekah sunah. Seperti infak, hadiah, dan wakaf dengan pahalanya yang berlipat ganda.
Selain itu, akan memberikan dampak positif bagi tubuh kita, yakni membuat bahagia dan sehat. Bukan hanya sehat secara individu, tapi juga sehat secara sosial karena akan mengurangi kemiskinan saudara kita. Mari perbanyak sedekah di bulan puasa. (*)
*) BADRUL MUNIR, Dokter dan dosen neurologi FK Universitas Brawijaya/RS Saiful Anwar Malang, penulis buku ”Puasa dan Otak Manusia”