AKTIVIS dan kritik memegang peranan penting dalam kehidupan politik. Ketika pusaran kekuasaan politik jauh dari ekspektasi publik dan perilaku politisi menyimpang dari arti politik yang sesungguhnya, maka, aktivis dan kritik yang mereka lakukan dapat menjadi alat kontrol kekuasaan yang baik. Arah perjuangan aktivis adalah upaya untuk merespon sekaligus memengaruhi kebijakan pemerintah yang mengalami ketimpangan dan ketidakadilan.
Upaya kritik jelas dapat mendekatkan birokrasi, politik dan kebijakan pada keadaan ideal agar terciptanya bentuk kinerja yang optimal bagi kemaslahatan publik. Selain memengaruhi kebijakan, pada tingkatan tertentu, kritik dapat membangun kesadaran publik.Namun, hari-hari ini, menjadi aktivis yang melancarkan kritik harus diperhadapkan dengan banyak persoalan. Dalam banyak hal, aktivis dan upaya kritik terhadap kebijakan cenderung berbenturan dengan masyarakat.
Ada beberapa penyebab sulitnya kerja-kerja aktivis saat ini. Pertama, kuatnya pengaruh politik pencitraan. Politik mestinya sebagai sebuah jalan yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Politik menjadi ruang pengabdian kepada masyarakat luas.
Sebagai sebuah jalan, kerja-kerja politik sangat mudah terjerembab pada pola-pola kerja pencitraan sebagai bentuk kamuflase atas lemahnya kinerja elit politik untuk menggerakkan pembangunan.
Pencitraan dipakai sebagai topeng untuk menutupi kelemahan pejabat politik di dalam ruang kekuasaan. Pada akhirnya, masyarakat menjadi sulit mengukur kinerja kerja pejabat karena ditutupi topeng tersebut.