Ekonomi Bisnis

Dukung PEN, FORPRO Kenalkan Alih Teknologi IPTEK Arang Terpadu di Pulpis

PULANG PISAU kalteng.co – Sebagai upaya meningkatkan kemanfaatan IPTEK hasil litbang serta mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (P3HH) atau yang dikenal dengan brand FORPRO menggelar kegiatan Alih Teknologi Arang Terpadu di Desa Gohong, Kecamatan Jabiren Raya Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis), Kalimantan Tengah, Rabu (18/11).

Alih teknologi yang dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat dan pembatasan jumlah peserta ini, bertujuan untuk mentransfer IPTEK arang terpadu kepada masyarakat. Agar masyarakat dapat mengimplementasikan di lapangan. Alih teknologi dikuti oleh masyarakat yang sehari-hari melakukan budidaya dan bercocok tanam, dan dihadiri segenap pemangku kepentingan Pulpis.

https://kalteng.co

Dalam masa sulit di tengah pandemi Covid-19 saat ini, aplikasi IPTEK dapat menjadi salah satu jalan membuka peluang meningkatkan nilai tambah dan kesempatan usaha. Sebagai salah satu upaya mendukung PEN. “Banyak perubahan yang terjadi dan memaksa kita untuk beradaptasi dan memanfaatkan potensi yang kita miliki. Pandemi Covid-19 memberikan pelajaran berharga bagi kita semua untuk menjaga keseimbangan alam dan mengasah kepedulian terhadap sesama,” kata Plt Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (P3HH) KLHK, Dr Wening Sri Wulandari S Hut MSi.

IPTEK arang terpadu merupakan satu dari banyak IPTEK unggulan yang telah dihasilkan FORPRO. IPTEK ini paling banyak diadopsi banyak pihak, karena teknologi ini relatif sederhana, mudah diaplikasikan dan dapat memberikan manfaat secara langsung.

IPTEK arang terpadu merupakan teknologi terapan ramah lingkungan, yang mengubah limbah biomassa (kayu, tempurung kelapa, bambu dan lainnya) menjadi asap cair atau cuka kayu, arang dan arang kompos bicaktif (arkoba). Alat pembuatan asap cair yang digunakan pada alih teknologi ini merupakan hasil inovasi tim peneliti FORPRO, yang terbukti mampu memberikan kinerja yang optimal.

Ragam manfaat dari 3 produk arang terpadu tidak perlu diragukan lagi. Asap cair yang dihasilkan dapat digunakan menjadi stimulan bagi pertumbuhan tanaman, sementara arang dan arang kompos bioaktif digunakan untuk memperbaiki struktur tanah, termasuk tanah gambut. Tanah gambut dapat dioptimalkan untuk kegiatan budidaya tanaman, termasuk tanaman pangan semusim yang sangat cocok untuk mendukung food estate.

“Cerita sukses adopsi IPTEK arang terpadu di lahan gambut telah terbukti di Bukit Cogong, Lakitan Sumatera Selatan, yang dikembangkan dengan budidaya tanaman dengan sistem agroforestry dapat menjadi sumber pangan masyarakat dan sumber pendapatan. Hal ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Desa Gohong dan desa sekitar untuk menorehkan cerita sukses serupa,” katanya.

Dengan dukungan pemerintah daerah dan jajaran masyarakat, FORPRO berharap kegiatan implementasi IPTEK arang terpadu dalam pengembangan sistem budidaya gambut oleh masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan sumber pendapatan altermatif untuk mendukung program PEN dapat memberikan kontribusi nyata, tidak hanya bagi peningkatan pendapatan, namun juga memberikan sumber pangan, peningkatan kesempatan kerja, sekaligus peluang usaha.

“Selain itu, dapat terus diaplikasikan, direplikasi dan dikembangkan secara berkelanjutan,” tandasnya. (kom/hms/aza)

Related Articles

Back to top button