Berita

Wahyu Hidayat, Bocah Tujuh Tahun di Palangka Raya Berjuang Melawan Kanker Otot

PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Wahyu Hidayat, bocah tujuh tahun di Palangka Raya berjuang melawan kanker otot. Penyakit bernama rabdomiosarkoma (rhabdomyosarcoma) ini diketahui menyerang jaringan lunak tubuh, seperti otot dan jaringan ikat (tendon atau urat).

Anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Ngadio (51) dan Salbiah (43) ini diperkirakan sudah selama dua tahun ini menderita penyakit yang menyerang pada bagian lengan kanannya tersebut. Pengobatan demi pengobatan sudah ditempuh.

Dari pantauan awak media di lapangan, bertempat di rumahnya yang terletak di Jalan Tampung Penyang II Gang II B, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya, terpancar raut wajah polos Wahyu Hidayat seraya berbaring di atas kasur didampingi orang tuanya.

Dengan tatapan polosnya menatap langit-langit rumahnya, ia hanya bisa menelentangkan tangan kanannya. Bocah yang kerap disapa Wahyu ini terpaksa tidak sekolah untuk menempuh pengobatan dengan bolak balik dari Palangka Raya-Banjarmasin.

Ketua RT 06, Ahmad Kholidin Effendy mengatakan, berdasarkan keterangan pihak keluarga, awal mula munculnya penyakit itu di saat Wahyu tengah bermain di masjid sekitar rumah saat mengaji di siang hari.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

“Di saat sedang asyik bermain itu, tiba-tiba terjatuh. Tidak lama setelah itu, awalnya terdapat benjolan kecil pada lengan kanannya,” katanya kepada awak media saat ditemui awak media di kediaman Wahyu.

Lanjutnya, mengetahui hal tersebut, kedua orang tua langsung melaporkan ke mereka (Pengurus RT setempat, Red). Dikarenakan saat itu belum memiliki BPJS sehingga menggunakan SKTM untuk merujuk ke Rumah Sakit Doris Sylvanus guna mendapat penanganan medis.

“Kami warga setempat urunan uang untuk membantu perawatan Wahyu. Saat di rawat di RSUD Doris Sylvanus, pihak medis belum dapat mendiagnosa apa penyakit yang dideritanya ketika itu,” paparnya.

Dari situ, pihak RSUD Doris Sylvanus memberikan rujukan kepada anggota keluarga agar pasien ini dapat menjalani perawatan dan kemoterapi di RSUD Ulin Banjarmasin. Wahyu ketika berbulan-bulan menjalani penanganan medis di sana.

“Dikarenakan keterbatasan biaya dan jarak tempuh bolak-balik yang cukup jauh serta ditambah kondisi anak yang tidak betah, sehingga diputuskan untuk pulang hingga hanya menjalani perawatan di rumah menggunakan obat-obat tradisional,” urainya.

Menurutnya, saat menjalani perawatan di rumah itu, Wahyu diberikan ramuan herbal berupa air bajakah. Dari awalnya hanya menderita benjolan di tangan, tidak lama benjolan itu pecah hingga mengeluarkan cairan darah cukup banyak.

“Tidak lama setelah benjolan pecah tersebut, selama bulan terakhir ini seperti tumbuh daging pada sekitar tangan kanannya itu dan sepekan terakhir ini mulai mengeluarkan aroma kurang sedap,” ungkapnya.

Dijabarkannya, berdasarkan informasi yang didapatkan, jika opsi pilihan yang diberikan pihak RSUD Ulin saat itu adalah harus dilakukan amputasi pada bagian tangan kanan Wahyu yang terserang penyakit tersebut.

“Syaraf pada tangan Wahyu yang sakit itu sudah tidak berfungsi lagi, sehingga jalan satu-satunya adalah harus diamputasi. Namun ketika itu pihak keluarga sempat menolak, kita juga tidak bisa memaksa. Semua kembali kekesepakatan pihak keluarga nantinya seperti,” tandasnya.

Guntoro Ramadhan mengungkapkan, terkait pilihan amputasi yang disarankan rumah sakit terhadap adiknya, mereka masih mendiskusikannya terlebih dahulu. Mengingat ini bukanlah pilihan yang mudah.

“Namun secara pribadi saya sebagai kakak setuju saja, karena ini semua demi kebaikan adik juga,” cecarnya.

Pada kesempatan ini juga, ia mewakilkan atas nama keluarga berterima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang sudah terlibat dalam proses penanganan pengobatan adiknya ini.

“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada demua unsur yang telah terlibat,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Wahyu Hidayat kembali dirujuk ke RSUD Doris Sylvanus guna segera diambil tindakan lebih lanjut. Ia dievakuasi menggunakan ambulance Call Center 112 Kota Palangka Raya.

Pada siang itu, di rumah pasien terlihat ada Camat Jekan Raya Sri Utomo, Lurah Palangka Dawit, Puskesmas dan Dinas Sosial Kota Palangka Raya. (oiq)

Related Articles

Back to top button