AKHIR PEKANKESEHATAN

525 Ribu Anak Meninggal Akibat Diare

PALANGKA RAYA, kalteng.co – Belum lama ini, beberapa daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) terjadi banjir. Ada beberapa penyakit dapat timbul baik saat maupun pasca bencana banjir, terutama penyakit karena cemaran air (waterborne disease), salah satunya diare.

“Diare cukup memerlukan perhatian khusus, karena diare dapat menyebabkan kehilangan cairan berlebih yang mengancam nyawa, khususnya pada anak, yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekitar 525 ribu anak balita meninggal akibat diare tiap tahunnya,” kata Dokter Umum RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya, Caroline Ivonne kepada kalteng.co, Jumat (10/12/2021).

Berita Terkait……Diare Penyakit Kedua Penyebab Kematian Balita

Caroline Ivonne mengatakan, diare merupakan kondisi buang air besar lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah. Disebut diare akut jika berlangsung kurang dari satu minggu.

Caroline Ivonne menjelaskan, pada bayi yang masih mendapatkan ASI tidak jarang frekuensi defekasinya lebih dari 3-4 kali sehari, keadaan ini tidak dapat disebut diare, melainkan masih bersifat fisiologis atau normal,” terang dokter berparas cantik ini.

 “Mengapa warga terdampak banjir rentan menderita diare? Karena pada saat banjir, warga menjadi tidak memiliki air bersih yang cukup, kurangnya sarana MCK, sanitasi lingkungan dan hygiene buruk. Hal-hal tersebut merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan transmisi/penularan enteropatogen,” jelasnya.

“Gejala yang biasanya menyertai diare adalah seperti muntah, nyeri perut, malnutrisi, kemerahan pada dubur, dan komplikasi yang seringkali terjadi yaitu kehilangan cairan tubuh  atau dehidrasi,” imbuhnya. (aza)

Related Articles

Back to top button