AKHIR PEKANFAMILYHOBIKESEHATANLife StyleOPINI

Toxic Words yang Meracuni Anak Muda

https://kalteng.co

TOXIC word ini sebuah kata yang beracun yang bersifat merusak pikiran anak muda kemudian  terjebak pada pola pikir yang salah. Tidak terlepas dari kemajuan teknologi saat ini, berdampak pada penyebaran informasi yang cepat informasi, sangat mudah didapatkan, sangat mudah dikonsumsi oleh siapa saja, salah satunya anak muda.

https://kalteng.cohttps://kalteng.co

Tanpa kita sadari cepatnya informasi yang tersebar, toxic word sering kita dengar, yang dampaknya bisa di rasakan kita semua pada masa transisi dalam berpikir.

Seperti yang di katakan oleh Prof.Rhenald Kasali dalam kanal youtubenya ada beberapa toxic word yang harus kita pahami.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

1.        Cuan

Fondasi kehidupan yang harus diperhatikan yakni pendidikan, pengetahuan, skill, pengalaman, kehormatan.

Ia mengatakan bahwa orang sukses adalah mereka yang mampu bijaksana dalam berperilaku terhadap uang, cinta berlebihan terhadap uang akan menjadi sumber kejahatan. Uang merupakan tuan yang buruk, akan tetapi uang juga bisa menjadi pelayan yang excelent.

2.        Quarter life crisis

Membandingkan segalanya dari dirinya oleh orang lain, akibatnya ini bisa berdampak pada mental anak muda, dan mudah untuk putus asa. Seseorang juga akan mengalami yang namanya periode eksplorasi, yang mana pada fase ini, sangat tidak stabil, berhadapan dengan situasi yang demikian memaksakan kita harus beradaptasi.

3.        Insecure

Setiap orang memiliki harapan yang masing-masing, memiliki tujuannya masing masing, namun sering terjadi harapan dan tujuan itu sulit sekali tercapai, karena kita mengalami yang namanya insecure.

Yang menyebabkan rasa insecure itu, tidak lain tak bukan ialah kita yang mengalami pengalaman masalalu yang berbeda, insecure inilah yang memisahkan kita kepada mimpi mipi kita.

4.        Passion

Tak sedikit orang yang mengatakan, “kerjakan apa yang Anda sukai”. Namun, memang kita bisa dan dapat mengerjakan sesuatu yang memang kita sukai, maka dari itu cintai apa yang kita kerjakan, dengan mencintai apa yang kita kerjakan, maka itu akan mudah dilakukan. 

Namun berbicara mengenai pasion, mengerjakan apa yang sesuai dengan pasion kita, tidak sepenuhnya mengerjakan apa apa yang sesuai dengan hal yang kita sukai, namun mengerjakan hal tersebut dengan mencintainya, mencintai fase sulit dengan ketenangan, agar bisa dilalui.

Ada juga seseorang yang mengerjakan dengan ambisi, “Ambission passion” dorongan dari eksternal, yang sebenarnya bisa berdampak seseorang menjadi lebih kasar.

Melakukan suatu pekerjaan dengan passion akan berjalan dengan antusias, namun jika berlebihan  berdampak tidak baik pula kepada diri kita. Untuk mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan passion kita, tentunya tidak hanya dengan suatu hal yang kita sukai, tapi juga kita harus mampu terus menjalankan passion tersebut. Tidak hanya semata-mata sekedar menyukai saja.

5.        Toxic workplace

Kemudahan di zaman baru sekarang, tidak hanya membantu kita dalam berbagai hal, tapi juga membuat tekanan semakin tinggi pula. Toxic workplace ini merupakan mereka yang menganggap lingkungan kerja yang tidak kondusif dan suportif, sebenarnya ada banyak cara membuat pekerjaan kita, menjadi lebih menyenangkan, tapi jika dari kita selalu menganggap sesuatu itu sangat sulit, maka keberhasilan nihil kita dapatkan.

6.        Smart work

“Jangan berkerja dengan keras, tapi bekerjalah dengan cerdas”, sebenarnya anggapan itu tidaklah salah, namun kurang tepat, bayangkan saja jika kita bekerja, kemudian hanya diam saja memikirkan sesuatu yang cerdas, tanpa bekerja dengan keras maka itu percuma.

Suatu pekerjaan tidak akan selesai jika hanya mengandalkan pikiran saja, tapi harus dengan tenaga, jadi keduanya harus sama sama dimanfaatkan antara bekerja dengan keras dan bekerja dengan cerdas.

Kita semua mempunyai masanya untuk mencapai tujuan, tidak perlu terlalu mengikuti apa yang orang katakan, kerjakan apa yang sedang kita capai, fokus, dan lebih menikmatilah kehidupan dengan damai dan tenang dengan mengontrol toxic-toxic yang berseliweran. (*)

*)Penulis: Nur Khasanah, Mahasiswa IAIN Palangka Raya

Related Articles

Back to top button