BeritaMETROPOLISSOSOK

Chris Thorogood: Profesor Oxford yang 13 Tahun Cari Rafflesia Hasseltii di Indonesia

KALTENG.CO-Nama Chris Thorogood kembali mencuat di kalangan pegiat lingkungan dan media sosial setelah pengumuman penemuan langka: bunga Rafflesia Hasseltii yang telah dicari selama 13 tahun olehnya bersama tim di Indonesia.

Namun, jauh sebelum penemuan yang kini viral ini, Thorogood sudah dikenal sebagai sosok ahli botani eksentrik dengan obsesi mendalam terhadap tumbuhan parasit, khususnya genus Rafflesia. Obsesi itu bahkan membawanya menciptakan replika 3D bunga raksasa tersebut di halaman belakang rumahnya saat masih kecil.

Lantas, siapakah sebenarnya Chris Thorogood, dan bagaimana perjalanannya dari replika imajiner menuju penelitian ilmiah tingkat dunia?

Profil Akademik: Ahli Botani dan Dosen Universitas Oxford

Chris Thorogood adalah seorang akademisi terkemuka di bidang botani. Dalam bukunya yang berjudul “Pathless Forest”, ia membagikan perjalanannya sebagai seorang ilmuwan.

Saat ini, Thorogood memegang beberapa posisi penting di dunia sains global:

  • Jabatan Utama: Ahli botani sekaligus Dosen di Universitas Oxford, Inggris.
  • Posisi Manajerial: Wakil Direktur dan Kepala Bidang Sains di Oxford Botanic Garden and Arboretum.
  • Afilasi Internasional: Profesor Tamu di Universitas Filipina.

Fokus utama penelitiannya sangat spesifik dan menarik, meliputi:

  1. Evolusi tumbuhan parasit dan karnivora (pemakan serangga).
  2. Keanekaragaman tumbuhan di pusat biodiversitas dunia.
  3. Biomimetika, yaitu kajian tentang bagaimana struktur alami tumbuhan dapat menginspirasi dan menghasilkan teknologi baru.

Obsesi Sejak Usia Delapan Tahun: Dari Foto ke Replika 3D

Ketertarikan Thorogood pada dunia tumbuhan bukan hal yang terjadi tiba-tiba. Ia mengungkapkan bahwa obsesi pada Rafflesia berawal sejak usia delapan tahun.

Dalam Pathless Forest, ia menulis bahwa ia terpesona pada foto bunga raksasa dari Asia Tenggara yang ditemukannya dalam buku favoritnya. Saat itu, melihat Rafflesia secara langsung terasa mustahil, seolah-olah Asia Tenggara berada “sejauh bulan” dari Inggris.

Karena keterbatasan tersebut, Thorogood kecil menciptakan dunia hutan hujan imajinernya sendiri:

Di pekarangan rumahnya yang berbatasan dengan pemakaman tua, ia membangun replika 3D Rafflesia menggunakan bubur kertas dan tanah liat. Replika itu dipahat dan dicat sedetail mungkin, kemudian disembunyikan di bawah naungan pohon yew, seolah-olah tumbuh di tengah hutan tropis yang lebat.

Dari imitasi inilah obsesi ilmiahnya berakar kuat.

Dari Replika Imajiner Menuju Ilmu Pengetahuan Nyata

Kini, Thorogood telah meninggalkan replika 3D masa kecilnya dan menjadi salah satu pakar terkemuka yang meneliti biologi Rafflesia dan tumbuhan parasit lainnya secara nyata di alam liar.

Penemuan terbarunya, Rafflesia Hasseltii, membuktikan dedikasi totalnya pada penelitian. Rafflesia sendiri adalah parasit murni, yang unik karena ia “mencuri makanan” dan nutrisi dari tumbuhan inangnya, terutama genus Tetrastigma.

Perjalanannya dari seorang bocah yang terpesona pada foto hingga menjadi profesor yang menemukan spesies langka di hutan tropis Indonesia menunjukkan bahwa obsesi masa kecil dapat menjadi pendorong utama bagi penemuan ilmiah penting. (*/tur)

Related Articles

Back to top button