BeritaPalangka RayaUtama

Dukungan Pemerintah terhadap UMKM Rotan hanya PHP, Dari Empat Industri, Sekarang Tersisa Satu

PALANGKA RAYA, Kalteng.co—Perkembangan industri rotan di Kalteng sangat memprihatinkan dalam beberapa tahun belakangan. Hal ini tidak sejalan dengan melimpahnya potensi rotan yang dimiliki Bumi Tambun Bungai.

Berbagai janji dan komitmen yang kerap kali dikampanyekan pemerintah dalam pengembangan industry rotan terkesan hanya Pemberi Harapan Palsu (PHP). Pemerintah melalui instansi terkait baru terjun ke lapangan melakukan pembinaan, saat tersedia anggaran atau untuk keperluan pameran.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

“Padahal yang dibutuhkan oleh para pelaku UMKM itu adalah agar terus dapat berproduksi, dan juga produksi yang mereka hasilkan dapat terjual,”kata Yanto Aspika salah seorang pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kepada kalteng.co, Minggu (7/2/2021).

Yanto mengungkapkan, saat ini jumlah UMKM rotan yang ada bukannya bertambah, malah justru banyak yang tutup sejak lima tahun belakangan.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

“Khusus di Kota Palangka Raya saja, dari sebelumnya ada 4 industri rotan yang mengolah berbagai mebel dan furniture berbahan dasar rotan, saat ini hanya tersisa satu,”kata Yanto Aspika yang juga pemilik Gra-Ge Furniture di Jalan G Obos.

Menurut dia, beberapa tahun lalu pemerintah dari tingkat provinsi higga kabupaten/kota di Kalteng ini pernah sangat serius dalam memberdayakan potensi dan industri rotan, sampai-sampai pernah ada kebijakan yang mengharuskan instansi di lingkup pemerintahan untuk mempergunakan furniture rotan di kantornya.

“Saat itu, petani dan pelaku UMKM rotan sempat mendapat angin segar, kebijakan pelarangan ekspor rotan mentah ke luar negeri dapat teratasi dengan kebijakan di tingkat lokal, yang memberikan kesempatan kepada pelaku industri rotan untuk memproduksi furniture/mebel rotan untuk keperluan daerah,”ujar Yanto yang juga mantan keryawan di Dekranasda Kalteng ini.

Dikatakan Yanto, sangat disayangkan jika potensi dan industri rotan di Kalteng tidak dikembangkan, karena lambat laun justru para perajin di Pulau Jawa yang akan menikmatinya.

“Untuk diketahui bahwa pengembangan industri rotan, terutama yang ramah lingkungan di industri-industri mebel di Cirebon sangat berkembang, bahkan pasar ekspor untuk mebel rotan ke luar negeri pun semakin meningkat,”kata Yanto yang saat ini merupakan satu-satunya pelaku UMKM industri rotan di Kota Palangka Raya ini. (tur)

Related Articles

Back to top button