![](https://kalteng.co/wp-content/uploads/2025/01/mbak-tutut.jpg)
KALTENG.CO-Kembali munculnya wacana keterlibatan Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut dalam Partai Golkar menjadi sorotan publik. Sebagai anak sulung Presiden Soeharto, sosok Tutut tentu saja memiliki pengaruh yang signifikan dalam dinamika politik tanah air.
Guru Besar Hukum Tata Negara Unpad, I Gde Pantja Astawa, menilai bahwa peluang Tutut untuk kembali ke Golkar sangat terbuka. Dengan orientasi Partai Golkar yang kini lebih pada kader, Tutut memiliki kesempatan yang sama dengan kader lainnya untuk berkontribusi.
“Dengan melihat Golkar yang berorientasi pada kader, ini peluang bagi kader-kader Golkar siapapun dia. Ini pintu masuk, andaikata Mbak Tutut mau masuk,” ujar Gde.
Tantangan dan Peluang bagi Tutut
Namun, Gde juga mengingatkan bahwa tantangan yang dihadapi Tutut tidaklah mudah. Ia harus mampu mempengaruhi kader-kader Golkar untuk menerimanya kembali. Selain itu, bayang-bayang pemerintahan Orde Baru yang dipimpin ayahnya tentu akan menjadi pertimbangan.
![https://kalteng.co](https://kalteng.co/wp-content/uploads/2025/01/Abdul-Halim-pemprov.jpg)
![https://kalteng.co](https://kalteng.co/wp-content/uploads/2025/01/Abdul-Halim-Setda.jpg)
![https://kalteng.co](https://kalteng.co/wp-content/uploads/2025/01/DUKA-PEMPROV-OMPE.jpg)
![https://kalteng.co](https://kalteng.co/wp-content/uploads/2025/01/Duka-Setda-ompi.jpg)
“Mba Tutut mempunyai beban sejarah. Karena akan banyak pihak yang melihat dirinya dengan kiprah bapaknya selama memimpin Orde Baru,” kata Gde.
Meskipun demikian, Gde menilai bahwa Tutut memiliki modal yang cukup kuat untuk kembali ke panggung politik. Kepedulian terhadap sosial dan jiwa nasionalismenya yang tinggi bisa menjadi modal utama.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Praktisi hukum dan pemerhati politik, Agus Widjajanto, juga mendukung wacana kembalinya Tutut ke Golkar. Menurut Agus, Tutut memiliki kemampuan berpolitik yang baik dan kehadirannya akan memperkaya dinamika internal partai.
“Ada dorongan dari berbagai elemen masyarakat agar Mbak Tutut kembali berlabuh ke Golkar. Kita tahu jika Mbak Tutut itu tidak haus akan kekuasaan, tetapi dengan kembali ke Golkar tentu akan lebih mewarnai jalannya roda partai,” kata Agus.
Kembalinya Tutut ke Golkar diharapkan dapat memberikan warna baru bagi partai berlambang pohon beringin. Dengan pengalaman dan jaringan yang luas, Tutut bisa menjadi aset berharga bagi Golkar.
Selain itu, kehadiran Tutut juga dapat memperkuat basis dukungan Golkar, terutama di kalangan masyarakat yang masih memiliki nostalgia terhadap pemerintahan Orde Baru. (*/tur)