BeritaFAMILYLife StyleMETROPOLIS

Post Power Syndrome: Ketika Pensiun Membawa Kesepian

KALTENG.CO-Suara derit kursi kantor yang ditinggalkan, meja yang mulai kosong dari tumpukan berkas, dan lambaian perpisahan dari rekan kerja. Pemandangan ini, bagi sebagian orang, menandai babak baru dalam kehidupan, yakni pensiun. Namun, di balik senyum perpisahan ada sesuatu yang tak terlihat.

Tak sekadar kehilangan rutinitas kerja, tetapi juga hilangnya identitas yang selama ini melekat dengan erat. Maka ini menjadi mula yang dialami banyak pensiunan, sebuah kondisi psikologis yang dikenal dengan post power syndrome.

Apa Itu Post Power Syndrome?

Melansir dari Prodiadigital.com, post power syndrome bukan sekadar perasaan sedih karena meninggalkan pekerjaan. Sindrom ini mencerminkan pergulatan batin yang mendalam akibat hilangnya peran dan status sosial yang selama ini mendefinisikan diri seseorang.

Jabatan, kekuasaan, dan rutinitas kerja, bagi sebagian orang telah menyatu dengan identitasnya. Ketika semua itu lenyap, muncullah kehampaan, perasaan tidak berharga, bahkan depresi.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Gejala Post Power Syndrome

Beberapa gejala umum dari post power syndrome antara lain:

  • Perubahan suasana hati: Mudah marah, sedih, atau merasa cemas.
  • Perubahan pola tidur: Sulit tidur atau terlalu banyak tidur.
  • Perubahan nafsu makan: Nafsu makan berkurang atau meningkat drastis.
  • Kurang minat pada aktivitas sosial: Lebih suka menyendiri dan menghindari interaksi dengan orang lain.
  • Masalah kesehatan fisik: Sering sakit-sakitan, nyeri otot, atau gangguan pencernaan.
  • Rasa bersalah: Merasa bersalah karena tidak lagi produktif.
  • Kesulitan menyesuaikan diri: Sulit menemukan kegiatan baru yang menyenangkan.

1 2Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button