BeritaHukum Dan KriminalNASIONAL

Kantor Trans 7 Digeruduk Ribuan Santri! Pembelaan Marwah Pesantren Lirboyo dan Seruan Boikot CT Corp

KALTENG.CO-Ribuan massa yang terdiri dari kader Nahdlatul Ulama (NU) dan alumni pesantren se-DKI Jakarta memadati depan kantor stasiun televisi Trans 7 di Jalan Tendean, Jakarta Selatan, pada Rabu (15/10/2025).

Aksi unjuk rasa besar ini dipicu oleh kemarahan kolektif terhadap program “Xpose Uncensored” yang dinilai secara terang-terangan menyinggung Pondok Pesantren Lirboyo dan melecehkan tradisi santri di Indonesia.

Gelombang protes ini menjadi manifestasi nyata dari kekecewaan komunitas pesantren atas tayangan media yang dianggap merendahkan martabat ulama dan institusi pendidikan agama.

Tuntutan Tegas: Program “Xpose Uncensored” Lecehkan Marwah Pesantren

Aksi massa yang didominasi oleh pakaian putih dan sarung ini berlangsung tertib namun penuh semangat. Inti dari protes ini adalah penolakan keras terhadap narasi yang ditayangkan dalam program Trans 7 yang dianggap tidak beretika, provokatif, dan mencederai nilai-nilai penghormatan santri kepada kiai.

Rais Syuriah PWNU DKI Jakarta, KH Muhyiddin Ishaq, terlihat hadir dan langsung bergabung dengan barisan santri sejak pukul 09.45 WIB, menegaskan bobot dan keseriusan protes ini. Turut hadir pula sejumlah tokoh penting lain, seperti Ketua PWNU DKI Jakarta KH Samsul Ma’arif, pendakwah Yusuf Mansur, serta pimpinan pesantren yang datang jauh-jauh dari Jombang dan Kediri, menunjukkan solidaritas nasional dari berbagai elemen pesantren.

Di tengah lautan massa, berbagai poster kritik diangkat tinggi-tinggi. Salah satu poster dengan pesan yang tajam berbunyi: “Etika pemberitaan bukan sekedar formalitas. Melainkan cermin kehormatan.”

Namun, seruan paling keras dan mendesak adalah ajakan untuk memboikot.

“Boikot, boikot Trans 7, boikot Trans 7 sekarang juga. Membuat berita yang cenderung merusak kerukunan,” pekik seorang orator dari atas mobil komando, disambut sorakan dukungan massa.

Bahkan, tuntutan boikot meluas ke seluruh lini bisnis perusahaan induk stasiun televisi tersebut. Poster lain secara eksplisit menyerukan: “Boikot semua bisnis CT CORP.”

Pembelaan Marwah Kiai dan Pesantren

Dalam orasinya, para pemimpin aksi terus mengingatkan tujuan utama unjuk rasa ini: bukan sekadar demonstrasi, melainkan pembelaan terhadap kehormatan (marwah) pesantren dan para kiai yang selama ini menjadi tiang penyangga moral bangsa.

“Ketika satu pesantren dihina, maka seluruh santri harus membela. Kita kesini untuk membela marwah pesantren,” tegas orator lain, menekankan bahwa penghinaan terhadap satu pesantren sama dengan penghinaan terhadap seluruh komunitas santri di Nusantara.

Aksi ini juga menjadi pesan kuat bagi industri media di Indonesia agar menjunjung tinggi etika jurnalistik, khususnya dalam memberitakan isu-isu sensitif terkait agama, budaya, dan institusi pendidikan seperti pesantren, yang memiliki akar sejarah dan nilai-nilai kearifan lokal yang mendalam.

Para peserta aksi berkomitmen untuk menjaga ketertiban selama unjuk rasa, menunjukkan bahwa pembelaan mereka dilakukan dengan cara yang bermartabat sesuai ajaran pesantren. Tuntutan utama mereka adalah permintaan maaf terbuka dan tindakan tegas dari pihak Trans 7 terhadap tim produksi program yang dianggap lalai dan tidak bertanggung jawab.

Sejauh ini belum diperoleh klarifikasi resmi dari pihak Trans 7 terkait aksi unjuk rasa ini. (*/tur)

Related Articles

Back to top button