KALTENG.CO – Pembangunan yang berkelanjutan di tanah Papua menjadi komitmen semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, organisasi lingkungan hingga masyarakat adat setempat.
Hal itu juga menjadi bagian dari perwujudan Deklarasi Manokwari, yang merupakan hasil International Conference on Biodiversity and Economy Creative (ICBE) 2018.
Kepala Bappeda Papua Barat Charlie Danny Heatubun mengungkapkan, komitmen deklarasi tersebut di implementasikan melalui sejumlah kebijakan terkait kelestarian lingkungan dan hak-hak wilayah adat agar tetap terjaga dalam pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di lakukan.
“Memang dalam perkembangannya turunan kebijakan deklarasi itu sangat progresif. terutama kami di Papua Barat ada 2 Perdasus. Sejak itu banyak juga implementasi yang sudah di lakukan, dan ada forum untuk mengawal masing-masing butir Deklarasi Manokwari, sehingga secara regulasi itu bisa di sahkan,” ujar Charlie dalam webinar, Kamis (26/7/2021).
Pembangunan Berkelanjutan Dengan Tetap Menjaga Kelestarian Hutan
Menurutnya, terdapat sejumlah kendala yang kini di hadapi dalam menjalankan komitmen tersebut. Di antaranya, memastikan pembangunan berkelanjutan di lakukan dengan tetap menjaga kelestarian hutan minimal 70 persen, melibatkan, dan memenuhi hak-hak masyarakat adat dan tetap menjaga ekosistem laut minimal 50 persen.
“Kita coba atasi krisis iklim yang juga jadi masalah global ini dengan cara-cara konvensional. Kita tidak menggunakan teknologi canggih, tapi bagaimana kebijakan-kebijakan ramah lingkungan, perhatian masyarakat adat, sekaligus kita gunakan untuk atasi krisis iklim,” ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, saat ini tantangan yang di hadapi juga berasal dari sisi fiskal. Hal itu terkait dengan pemerintah pusat khususnya agar dapat memberikan insentif bagi masyarakat setempat asli tanah Papua untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya.
“Kendala terbesar saat ini dari aspek fiskal, apa yang kita butuh ini insentif fiskal berbasis ekologis. Kita mengharapkan bisa segera regulasi yang mengarahkan kita akan nilai ekonomi karbon di tetapkan dan itu di laksanakan,” tambahnya.
Kendala lainnya adalah perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal ini tentunya membutuhkan kolaborasi dan kemitraan yang intensif dari semua pihak.
“Pemda sendiri sudah bekerja keras dengan mitra pembangunan, termasuk Bappenas. Termasuk dengan pilot project pembangunan rendah karbon di Papua Barat,” ungkapnya.