Media Sosial dan Stereotip Gender: Pria Aktif Posting Dituduh Feminin
KALTENG.CO-Kita hidup dalam masyarakat yang masih sering mengkotak-kotakkan peran berdasarkan gender. Pakaian, makanan, bahkan perilaku sering diasosiasikan dengan maskulinitas atau feminitas. Namun, tahukah Anda bahwa stereotip gender ini juga merambah ke dunia digital, khususnya media sosial?
Sebuah studi yang diterbitkan di The Conversation mengungkapkan fakta menarik tentang persepsi gender di media sosial. Penelitian ini melibatkan lebih dari 1.300 responden dari Amerika Serikat dan Inggris dan menemukan bahwa pria yang sering memposting di media sosial cenderung dianggap lebih feminin dibandingkan dengan pria yang jarang posting.
Para peneliti menyebut fenomena ini sebagai “stereotipe femininitas yang sering memposting”. Meskipun baik pria maupun wanita yang sering memposting dianggap mencari perhatian dan validasi, namun hanya pria yang sering memposting yang secara khusus dilabelkan sebagai feminin.
Mengapa Hal Ini Terjadi?
Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab fenomena ini:
- Norma sosial: Masyarakat masih memiliki pandangan tradisional tentang maskulinitas yang seringkali mengaitkan kejantanan dengan sikap cuek, tidak ekspresif, dan tidak terlalu aktif di media sosial.
- Standar ganda: Perempuan yang aktif di media sosial sering dianggap normal, bahkan dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Namun, hal yang sama tidak berlaku bagi pria.
- Tekanan sosial: Pria mungkin merasa tertekan untuk mempertahankan citra maskulin di dunia nyata, sehingga aktivitas mereka di media sosial seringkali diinterpretasikan sebagai pertentangan dengan citra maskulin tersebut.