BeritaFAMILYLife StyleMETROPOLIS

Nostalgia Generasi 70-an: 7 Keterampilan Hidup ‘Bertualang’ yang Kini Mulai Langka

KALTENG.CO-Ada kehangatan dan keunikan tersendiri saat mengenang masa tumbuh besar di tahun 70-an. Sebuah era di mana ritme hidup terasa lebih sederhana, jauh dari hiruk pikuk teknologi canggih yang mendominasi saat ini.

Anak-anak zaman itu memiliki kebebasan yang luas untuk menjelajahi dunia luar tanpa pengawasan ketat orang tua. Belum ada gadget yang menyihir mereka untuk terus menatap layar, dan hampir setiap aspek kehidupan menuntut kemandirian serta sentuhan tangan sendiri.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Tanpa disadari, lingkungan dan gaya hidup di era 70-an mengajarkan generasi tersebut serangkaian keterampilan hidup esensial  dan penuh petualangan yang kini perlahan mulai “hilang” ditelan zaman. Keterampilan-keterampilan inilah yang membentuk mereka menjadi orang dewasa yang tahan banting, kreatif, dan solutif dalam menghadapi berbagai tantangan.

https://kalteng.cohttps://kalteng.co

Dilansir dari laman Geediting.com pada Selasa, 29 April 2025, mari kita lakukan perjalanan nostalgia sejenak dan mengulik 7 keterampilan penting yang secara alami dipelajari oleh anak-anak tahun 70-an.

Keterampilan-keterampilan ini mungkin bisa menjadi inspirasi berharga bagi kita semua untuk membangkitkan kembali semangat kemandirian dan kreativitas dalam kehidupan sehari-hari yang serba instan ini.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

1. Bermain di Luar Ruangan Tanpa Batas:

Anak-anak 70-an memiliki “kantor” di luar rumah. Mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka bermain di alam terbuka, menjelajahi hutan kecil, bermain petak umpet di kebun, atau membangun benteng di lahan kosong. Kebebasan ini secara alami melatih kreativitas, kemampuan memecahkan masalah, dan keterampilan sosial.

Mereka belajar berinteraksi, bernegosiasi, dan bekerja sama dengan teman-teman tanpa mediasi orang dewasa. Aktivitas fisik tanpa batas juga menyehatkan dan mengembangkan keterampilan motorik yang kuat.

2. Memperbaiki Barang Sendiri (Do-It-Yourself – DIY):

Di era sebelum budaya konsumerisme yang masif, barang yang rusak cenderung diperbaiki, bukan langsung dibuang. Anak-anak seringkali terlibat atau sekadar mengamati orang tua mereka memperbaiki perabot rumah tangga, sepeda, atau bahkan pakaian yang sobek. Proses ini secara tidak langsung mengajarkan mereka pemahaman dasar tentang mekanika, kesabaran, dan kemandirian dalam mengatasi masalah praktis. Mereka belajar bahwa segala sesuatu memiliki nilai dan bisa diperbaiki.

3. Membuat Permainan dan Hiburan Sendiri:

Tanpa adanya video game atau streaming tak berujung, anak-anak 70-an dituntut untuk menciptakan hiburan mereka sendiri. Mereka membuat layang-layang dari bambu dan kertas, bermain kelereng dengan aturan sendiri, atau menciptakan cerita seru saat bermain peran. Keterbatasan ini justru memicu imajinasi dan kreativitas tanpa batas. Mereka belajar bahwa kesenangan tidak selalu harus dibeli, tetapi bisa diciptakan dengan ide dan kerja sama.

4. Berkebun dan Memahami Sumber Makanan:

Banyak keluarga di era 70-an memiliki kebun kecil di halaman rumah. Anak-anak seringkali dilibatkan dalam proses menanam, merawat, dan memanen sayuran atau buah-buahan. Pengalaman ini memberikan pemahaman langsung tentang siklus alam, kesabaran, dan menghargai sumber makanan. Mereka belajar dari mana makanan berasal dan pentingnya kerja keras untuk menghasilkan sesuatu.

5. Navigasi Tanpa GPS:

Sebelum adanya peta digital dan GPS di setiap genggaman, anak-anak 70-an mengandalkan kemampuan navigasi tradisional. Mereka belajar membaca arah mata angin, mengenali landmark, dan mengingat jalan. Kebebasan mereka untuk menjelajah lingkungan sekitar secara bertahap melatih orientasi spasial dan rasa percaya diri dalam bepergian tanpa bantuan teknologi.

6. Komunikasi Tatap Muka yang Intens:

Interaksi sosial di era 70-an didominasi oleh komunikasi tatap muka. Anak-anak belajar berinteraksi langsung, membaca ekspresi wajah dan bahasa tubuh, serta mengembangkan keterampilan komunikasi verbal dan non-verbal yang kaya. Mereka membangun hubungan yang lebih mendalam melalui interaksi fisik dan percakapan langsung, berbeda dengan komunikasi digital yang seringkali terasa dangkal.

7. Mengatasi Kebosanan dengan Kreativitas:

Tanpa hiburan instan dari gadget, anak-anak 70-an belajar mengatasi kebosanan dengan kreativitas. Mereka mengisi waktu luang dengan membaca buku, menggambar, menulis cerita, atau melakukan berbagai aktivitas yang melibatkan imajinasi.

Kebiasaan ini memupuk kemandirian, kemampuan untuk menghibur diri sendiri, dan mengembangkan minat pribadi.

Mengenang keterampilan hidup yang dipelajari generasi 70-an bukan hanya sekadar nostalgia, tetapi juga refleksi berharga.

Di era serba digital ini, mungkin ada baiknya kita mengadopsi kembali semangat kemandirian, kreativitas, dan koneksi langsung dengan dunia sekitar yang dulu menjadi bagian tak terpisahkan dari masa kecil generasi 70-an.

Keterampilan-keterampilan “langka” ini justru semakin relevan untuk membentuk individu yang tangguh dan berdaya di masa kini dan masa depan. (*/tur)

Related Articles

Back to top button