BeritaHIBURANMETROPOLISUtama

Romantismen Gang Sayidan di Jogjakarta; Markas Shaggydog dan Wadah Nongky Anak-anak Punk itu Kini Sepi

https://kalteng.co

KALTENG.CO-Lagu berjudul Di Sayidan pernah begitu sangat popular di kalangan remaja millenial. Lirik lagu yang menggambarkan kehidupan di Gang Sayidan di Kota Jogjakarta itu, kini tinggal romantisme.

Sayidan sudah berubah. Anak-anak punk dengan gaya rambut mohawk atau plontos ala skinhead tidak lagi nongkrong di sepanjang gangnya. Shaggydog yang memopulerkan gang sempit nan gelap lewat lagu Di Sayidan juga sudah hengkang dari sana.

”Hanya ada keluarga Richad dan Bandizt yang memang orang sini. Kami sesekali saja ke sini,” ujar vokalis Shaggydog yang bernama lengkap Heru Wahyono kepada Jawa Pos.

Sore itu, lelaki kelahiran 20 April tersebut menceritakan masa-masa indah Sayidan saat Shaggydog masih bermarkas di sana. ”Alat-alat band dulu disimpan di sini. Tapi, setelah kami punya Doggy House, ya dipindah ke sana,” ungkapnya.

Bandizt sadar betul Shaggydog punya pengaruh besar di Sayidan. Terutama karena lagu Di Sayidan. ”Jadi kampung wisata gara-gara lagu itu,” katanya.

Kini tidak ada lagi kerumunan anak penyuka band-bandan di Sayidan. Jejak Shaggydog di sana hanyalah rumah keluarga Bandizt dan keluarga Richad yang dulu juga sering menjadi tempat cangkruk. ”Ayahnya Richad masih tinggal di sini. Ibu saya juga. Jadi ya, saya dan Richad paling sering di sini,” kata Bandizt.

Karena banyak yang kecewa saat tidak lagi menemukan Shaggydog di Sayidan, Heruwa bertekad membangun ”monumen” di sana. Namun, konsepnya masih terus digodok. ”Yang jelas, tempat nongkrong sih,” jelasnya.

Dia berharap Sayidan akan tetap menjadi meeting point sekaligus melting pot musisi Jogjakarta. ”Yang pasti, kalau ada orang ke Sayidan mau cari Shaggydog, ada perwakilannya di tempat nongkrong itu. Tentu kami juga akan jual lapen kalau bisa,” kelakarnya, lalu tertawa. (Dikutip dari JawaPos.com/tur)

Related Articles

Back to top button