Satu Orang Pustakawan Layani 16 Ribu Masyarakat
KALTENG.CO-Indonesia mengalami krisis tenaga perpustakaan atau pustakawan. Saat ini di Indonesia satu orang pustakawan melayani 16.600 lebih. Perlu ada tambahan formasi pustakawan di tingkat pusat sampai daerah. Sehingga, satu orang pustakawan melayani 16 ribu masyarakat.
Kekurangan tenaga pustakawan tersebut dipaparkan Kepala Perpustakaan Nasional (Pustakawan) Muhammad Syarif Bando dalam Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan 2022 di Jakarta Selasa (29/3/2022).
“Saat ini di Indonesia satu orang pustakawan melayani 16 ribu lebih masyarakat,” katanya.
Dalam paparannya, Syarif mengatakan kebutuhan tenaga pustakawan di seluruh Indonesia mencapai 197.775 orang. Dari kebutuhan tersebut, saat ini baru terisi 14.191 orang pustakawan. Perinciannya 9.886 orang tenaga teknis pustakawan dan 4.305 orang tenaga pustakawan fungsional.
Dari data yang dia suguhkan, diketahui bahwa kekurangan tenaga pustakawan di Indonesia mencapai 183.584 orang. Syarif berharap saat dibuka lowongan penerimaan aparatur sipil negara (ASN) instansi pusat maupun daerah mengusulkan formasi Pustaka.
Menurutnya jika semua kebutuhan atau kekurangan tenaga pustakawan itu ditutup, membutuhkan anggaran sampai Rp 5 triliun. Dari jenis perpustakaan yang dipaparkan Syarif, kategori perpustakaan di sekolah atau madrasah paling tinggi kekurangan pustakawan.
Total di semua jenjang sekolah dan madrasah terdapat kekurangan 106.846 orang pustakawan. Sementara untuk perpustakaan di perguruan tinggi, mengalami kekurangan lima ribu lebih pustakawan.
Kemudian untuk perpustakaan umum mengalami kekurangan 51.852 orang pustakawan. Perpustakaan umum ini meliputi perpustakaan di provinsi, kabupaten, kota, dan kecamatan.
Kemudian perpustakaan di tingkat desa dan kelurahan. Sementara itu di Perpustakaan Nasional dari 600 kebutuhan pustakawan, masih kekurangan 51 orang pustakawan.
Syarif menegaskan kebutuhan pustakawan ini sangat penting. Sebab mengawal layanan di masing-masing perpustakaan.
Dengan meningkatkan layanan perpustakaan, diharapkan bisa meningkatkan literasi di Indonesia. Dia menegaskan literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis. Lebih dari itu literasi juga terkait dengan kemampuan mencipta atau berinovasi.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Koordinator Bidang PMK Muhadjir Effendy mengatakan keberadaan pustakawan itu sangat penting. Diantaranya adalah melayani masyarakat untuk mengisi keilmuannya melalui perpustakaan.
Sehingga masyarakat selain memiliki ilmu, juga memiliki kemampuan artikulasi dan refleksi. Selain itu Muhadjir mengatakan tugas pustakawan bukan membuat orang membaca saja.
“Setelah baca dia menghasilkan apa,” katanya.
Jadi tugas pustakawan juga mendampingi membuat orang berkarya. Jadi tugas pustakawan bukan sebatas mendata kunjungan ke perpustakaan. Dia berharap perpustakaan daerah membuat indikator baru, yaitu melacak pembacanya sampai membuat karya atau inovasi. (Dikutip dari JawaPos.com/tur)