Ekonomi Bisnis

Tembakau dan Pakaian Sumbang Inflasi Kalteng

PALANGKA RAYA, kalteng.coTembakau dan pakaian turut menyumbang inflasi di Provinsi Kalimantan Tengah. Indeks harga konsumen di level pedagang eceran di Kalimantan Tengah, di kompilasi berdasarkan gabungan dua kota rujukan yakni Palangka Raya dan Sampit.

“Selama Mei 2021, terjadi inflasi di Kalteng sebesar 0,43 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari 105,84 (April 2021) menjadi 106,30 (Mei 2021),” ucap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah, Eko Marsoro, Rabu (2/6/2021).

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Eko menjelaskan, inflasi ini di pengaruhi peningkatan indeks harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,94 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,73, serta kelompok pakaian dan alas kaki 0,45 persen.

Berita Terkait….Cabai dan Tembakau Memicu Inflasi pada Dua Kota

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Lebih lanjut ia mengatakan, inflasi tahun kalender 0,98 persen. Di sebabkan kenaikan indeks harga pada kelompok kesehatan 8,20 persen. Kelompok makanan, minuman dan tembakau 2,55 persen, serta kelompok pakaian dan alas kaki 1,29 persen.

Ia menjelaskan, selama Mei 2021, komponen energi relatif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sebagian besar perubahan tingkat harga kebutuhan bahan pokok, baik di Palangka Raya maupun di Sampit.

Hal ini terlihat dari rendahnya indeks harga komponen energi di Palangka Raya 96,89 dan Sampit 97,89. Sementara komponen bahan makanan mendominasi andil terhadap peningkatan nilai indeks harga. Baik di Palangka Raya 0,30 persen maupun Sampit 0,31 persen. Komponen bahan makanan dan energi selaras mengalami inflasi di Palangka Raya, sedangkan Sampit hanya mengalami inflasi pada komponen bahan makanan.

“Kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau masih mendominasi peningkatan indeks harga. Baik di Palangka raya maupun Sampit, terutama komoditas daging ayam ras yang memberikan andil terbesar penyebab terjadinya inflasi,” ujarnya.

Eko menambahkan, terdapat pula komoditas emas perhiasan yang memberikan andil inflasi di Palangka Raya 0,04 persen dan Sampit 0,02 persen. Penurunan harga cabai rawit, bawang merah dan telepon seluler menjadi instrumen reduktif kenaikan indeks harga secara umum di dua kota.

“Tarif angkutan udara pun masih berpengaruh signifikan terhadap perubahan indeks harga di Palangka Raya selama Mei 2021,” tandasnya. (aza)

Related Articles

Back to top button