Hukum Dan Kriminal

Diduga Pelaku OGDJ, Pelaku Penusukan dan Pembunuhan di Atas Kapal KM Awu

PANGKALAN BUN, Kalteng.co- Kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait kasus penusukan dan pembunuhan di KM Awu milik Pelni yang menyebabkan dua orang tewas. Jumlah korban dalam kejadian ini sendiri sebanyak enam orang.

Dua meninggal dunia dan empat orang lainnya mengalami luka berat dan ringan. Dua korban tewas diantaranya pelaku diketahui ikut meninggal dunia akibat amukan massa para penumpang kapal tersebut.

Keenam orang yaitu Sipriano Mario Docarmo (45) dan Ismail (55 ) diketahui tewas di lokasi kejadian. Sedangkan tiga korban yang dirawat bernama Agnes (23), Petronela Bete (31) dan Syamsudin (41), serta Devirgo.

Pelaku sendiri bernama Sipriano Mario Docarmo warga Kupang domisili di Kabupaten Lamandau. Ketiga korban luka maupun  jenazah saat ini masih dalam perawatan di RSUD Sultan Immanudin Pangkalan Bun.

Kepala Kantor Cabang PT Pelni Rony Abdullah, mengatakan, pihaknya akan tetap mengurusi permasalahan yang terjadi karena kejadiannya berada di KM Awu. Tentunya proses hukum tetap berjalan sembari menunggu kepolisian melakukan penyelidikan dan pemeriksaan.  Baik kepada para penumpang maupun kapten serta ABK Kapal tersebut.

Kejadian ini sendiri terjadi pada pukul 15.35 WIB diperairan Laut Jawa menuju Pelabuhan Kumai, Rabu (15/11/2023). Pelaku diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Dengan menggunakan senjata tajam (sajam) yang dibawanya.

Hal ini disampaikan berdasarkan pantauan rekaman  CCTV dalam lokasi kapal. Apalagi melalui gerak geriknya tanpa sebab yang jelas langsung mengamuk dan melukai penumpang lain yang tidak siap. Korban yang diserang dua perempuan dan satu lelaki tewas akibat tusukan sajam. Pelaku sendiri ikut tewas setelah dihakimi massa yang kala itu didalam kapal berjumlah 775 orang.

“Kru kapal tidak mampu mengendalikan massa yang begitu banyak karena marah atas aksi pelaku yang melukai para korban. Kami sudah mengingatkan agar kejadian ini dapat diminimalisir agat tidak ada korban lagi, justru pelaku ikut meninggal,” katanya.

Berkaitan dengan prosedur keamanan di kapal, pihaknya sebenarnya sudah melakukan SOP yang tepat. Namun pihaknya enggan memberikan jawaban karena saat dalam kapal tentunya sudah ada proses lainnya sebelum naik. Roni juga membantah adanya informasi kerusuhan ini terjadi karena rebutan tempat tidur padahal itu tidak benar. Lantaran penumpang saat itu tidak over load. Sehingga masih banyak tempat tidur yang kosong.

1 2Laman berikutnya

Related Articles

Back to top button