Kampung Ponton Menjadi Sarang Narkoba
PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Kampung Ponton menjadi sarang narkoba. Hasil itu didapati setelah aparat penegak hukum dalam hal ini melaksanakan Operasi Antik Telabang 2022.
Dari hasil operasi yang digelar selama 25 hari sejak 5-29 September 2022, petugas menemukan puluhan warga terkonfirmasi positif telah mengonsumsi narkoba jenis sabu-sabu.
Dari hasil pemeriksaan terhadap para pelaku penyalahguna narkotika ini, didapatkan fakta bahwa 85 persen diantaranya telah melakukan tranksaksi membeli dan menggunakan narkoba di Kampung Ponton.
Karena itu, jajaran Ditresnarkoba Polda Kalteng menggeruduk wilayah yang diduga sebagai ‘sarang narkoba’ tersebut. Namun apesnya, diduga operasi yang dilakukan ini lebih dulu bocor.
Meski tidak mendapatkan barang bukti narkotika yang menjadi target operasi, petugas berhasil mendapati satu pembeli yang telah menggunakan narkotika di lokasi tersebut.
Tidak hanya itu, dari lokasi di Jalan Rindang Banua, Kelurahan Pahandut, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya, petugas mendapatkan belasan bong sabu dan alat isap lainnya.
Dirresnarkoba Polda Kalteng Kombes Pol Nono Wardoyo mengatakan, penggeledahan tersebut dilakukan berdasarkan hasil pengembangan pihaknya dalam melakukan razia berupa tes urine terhadap sejumlah pengunjung di tempat hiburan malam (THM) di Kota Palangka Raya, beberapa waktu lalu.
“Dari 394 masyarakat yang kita lakukan tes urine, 20 orang positif menggunakan sabu,” katanya saat press release di Mapolda Kalteng, Kamis (6/10/2022).
Setelah dilakukan pendalaman terhadap 20 orang yang tes urinenya menunjukkan hasil positif. Sebanyak 85 persen mengaku jika menggunakan sabu di wilayah Kampung Puntun.
“Pada kegiatan tersebut petugas juga mengamankan satu orang yang hasil pemeriksaan urinenya positif mengkonsumsi narkoba. Sehingga selama operasi Antik Telabang 2022 total hasil pemeriksaan urine yang positif sebanyak 21 orang,” urainya.
“Namun dari hasil penggeledahan, kami tidak dapat meringkus pengedar di wilayah tersebut. Mungkin karena bandar ini telah menempatkan orang-orang untuk memonitor wilayah tersebut dan sebagainya,” ucapnya.
Dijelaskannya, bahwa wilayah tersebut juga telah teraliri jaringan listrik, yang menandakan ada oknum-oknum diduga membantu kegiatan penyalahgunaan narkoba di wilayah tersebut.
“Kemudian tempat itu sendiri didesain sedemikian rupa sehingga tidak bisa setiap orang bisa masuk ke sana. Ada penggunaan aliran listrik juga, artinya ada orang-orang tertentu yang mungkin saja membantu kegiatan itu. Kami sudah mengetahui siapa dan kami tidak akan berhenti sampai di sini,” pungkasnya. (oiq)