Faridawaty: Pentingnya Penguatan Bahasa Daerah pada Anak Usia Dini
PALANGKA RAYA, Kalteng.co – Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), dari fraksi partai NasDem, Faridawaty Darland Atjeh, SE., MM., , mengungkapkan pentingnya memperkuat penggunaan bahasa daerah pada anak-anak usia dini. Menurut Faridawaty, perkembangan teknologi yang pesat dan kemajuan zaman saat ini dapat mempengaruhi generasi muda dalam menjaga keberagaman budaya, salah satunya melalui penguasaan bahasa daerah.
Faridawaty menilai, meskipun saat ini perkembangan digital sangat mendominasi kehidupan sehari-hari, hal ini juga turut memberikan tantangan dalam mempertahankan identitas budaya, termasuk bahasa daerah yang semakin tergerus.
“Dengan berbagai kemudahan teknologi dan dominasi bahasa internasional, banyak anak-anak yang lebih familiar dengan bahasa Indonesia atau bahkan bahasa asing, sehingga bahasa daerah kian terpinggirkan,” ujar Faridawaty kepada Kalteng.co, Rabu (22/01/2025).
Ketua DPW Partai NasDem Kalteng ini pun menekankan, bahwa pendidikan anak usia dini adalah masa yang sangat krusial untuk penanaman nilai-nilai budaya, termasuk pengenalan dan penggunaan bahasa daerah. Menurutnya, para orang tua, pendidik, serta pemerintah memiliki peran yang sangat besar dalam melestarikan bahasa daerah sejak dini.
“Jika kita tidak mulai memperkenalkan dan mengajarkan bahasa daerah kepada anak-anak dari usia dini, maka dalam beberapa dekade ke depan, bahasa-bahasa daerah yang ada bisa punah,” kata Faridawaty dengan tegas.
Faridawaty juga mengungkapkan, bahwa melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung pembelajaran bahasa daerah, pemerintah dapat lebih memperkuat pelestarian budaya lokal yang merupakan bagian dari kekayaan bangsa.
“Kita harus memastikan bahwa anak-anak kita tidak hanya mengenal bahasa Indonesia atau bahasa internasional, tetapi juga bangga menggunakan bahasa daerah mereka, karena bahasa adalah identitas budaya yang sangat penting,” tambahnya.
Sebagai anggota DPRD, Faridawaty berharap dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk merancang kebijakan yang mendukung pengajaran bahasa daerah di sekolah-sekolah, terutama di wilayah Kalteng. Ia juga berharap agar lembaga pendidikan dapat lebih mengintegrasikan pembelajaran bahasa daerah dalam kurikulum mereka.
Selain itu, Faridawaty juga mengajak masyarakat untuk tidak hanya mengandalkan pendidikan formal, tetapi juga keluarga dan komunitas untuk turut berperan aktif dalam pelestarian bahasa daerah.
“Keluarga merupakan lingkungan pertama tempat anak-anak belajar. Jika orang tua dan masyarakat setempat menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari, maka anak-anak akan lebih mudah menyerap dan mempraktekkannya,” tutupnya.
Melalui langkah-langkah ini Faridawaty berharap, bahwa generasi penerus bangsa tidak hanya menguasai bahasa Indonesia dan bahasa asing, tetapi juga tetap bangga dan peduli terhadap bahasa daerah sebagai bagian dari kekayaan budaya bangsa Indonesia, khususnya di Kalimantan Tengah. (pra)
EDITOR : TOPAN