BeritaOPINI

Aktivis, Kritik dan Arus Publik Terhadap Kekuasaan

Pada kondisi ini, kelemahan kinerja elit politik yang mestinya mendapatkan kontrol serta sorotan publik justru terselamatkan. Kritik publik justru saling berbenturan dengan fanatisme politik masyarakat terhadap figur atau bentuk kekuasaan tertentu.

Fokus diskursus publik pada akhirnya diseret jauh dari tema-tema besar yang lebih urgent kepada persoalan subjektif. Masyarakat disibukan dengan perdebatan mengenai penting atau tidaknya kritik terhadap kekuasaan. Sementara ketimpangan dan ketidakadilan sebuah kebijakan menjadi sulit untuk disentuh.

Solusi

Dalam keadaan yang serba sulit untuk melakukan kritik konstruktif terhadap kebijakan, maka, yang paling penting bagi aktivis adalah membangun kesadaran masa. Kesadaran sangat menentukan sikap publik terhadap rezim.

Dalam politik pencitraan yang terbangun dengan sempurna,  masyarakat nyaris tidak sadar jika banyak kebijakan justru merugikan masyarakat itu sendiri dalam jangka waktu tertentu. 

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Pada titik ini, kritik dan perjuangan aktivis untuk mengembalikan marwah politik kekuasaan kepada arti politik yang sesungguhnya menjadi sangat sulit. Kekuasaan akan dibentengi dengan fanatisme publik.

Dengan demikian, membangun kesadaran publik secara bertahap merupakan syarat mutlak oleh aktivis sebelum mendobrak watak kekuasaan melalui kritik. Masyarakat yang sudah memiliki kesadaran yang benar tentang penindasan akan sangat mudah mendukung perjuangan para aktivis dengan kritik yang dilakukan, sekalipun kekuasaan terus melakukan pencitraan berulang kali.(*)

 Arnoldus Wea, Penulis adalah Pengamat Sosial Politik Tinggal di Palangka Raya

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5

Related Articles

Back to top button