Palangka Raya

PUPR Palangka Raya Genjot Pembangunan Jalan dan Drainase

PALANGKA RAYA kalteng.co – Dua tahun lalu, tepatnya September 2018, Kepala PUPR Kota Palangka Raya Arbert Tombak pernah ditanyai, mengenai target penanganan infrastruktur dari PUPR.

“Jadi saya jawab, kalau membangun secara keseluru­han dalam waktu singkat tidak mungkin, satu periode pun belum tentu tuntas, karena masih 55 persen kondi­si jalan dalam kondisi mantap saat itu. Lalu beliau (wali kota) meminta program untuk menjawab persoalan infrastruktur yang dialami saat itu,” kisah Arbert.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Sejak itu, dengan dorongan dari wali kota, pihak­nya fokus pada penanganan dan pemeliharaan baik jalan dan drainase di kawasan yang sangat membu­tuhkan.

Yang akhirnya, di tahun ini capaian sudah melampaui target. Buktinya, dari 911,83 Km panjang jalan yang menjadi kewenangan untuk ditangani Pemerintah Kota Pa­langka Raya, jalan yang telah terealisasi sejak September 2018 hingga Januari 2019 adalah 14,653 kilometer. Pada 2019 ke Januari 2020 ada 48,152 kilometer.

https://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.cohttps://kalteng.co

Untuk drainase dari 51 persen pada 2018 sekarang 55 persen. Untuk panjang drainase, pada 2018 yang dicatat pada 2019 ada 36 kilometer yang dibangun dan diperbaiki. Pada 2019 yang dicatat pada 2020 ada 75 kilometer. Terlebih secara keseluruhan progres fisik sudah 100 persen, tinggal proses laporan administrasi saja.

Menurut Arbert, terwujudnya prasarana jalan yang baik menjadi sangat penting dalam pelayanan berbagai sektor, terutama menunjang peningkatan sektor perekonomian dengan memperlancar arus distribusi masyarakat, menggerakkan geliat perdagangan serta menunjang pariwisata.

Memperhatikan hal tersebutlah Pemko melalui program penyelenggaraan jalan PUPR melaksanakan peningkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dengan meningkatkan kapasitas jalan, jenis permukaan dan kondisi jalan dari kondisi sedang, rusak ringan dan rusak berat menjadi kondisi mantap/baik.

Tiga Kawasan Menjadi Kawasan Prioritas

Dengan strategi penetapan kawasan penanganan infra­struktur. Ada tiga kawasan yang menjadi prioritas. Pertama kawasan Panarung, terdiri dari ruas pertamanya, Jalan Jati, Karet, Pinus serta seluruh jalan yang terkoneksi dengan kawasan tersebut.

Prioritas kedua, kawasan tamanggung tilung dan ketiga kawasan Rajawali. Dengan memprioritaskan pembangunan di tiga kawasan strategis tersebut, maka tiga kawasan ini juga dilakukan penataan drainase dan jalan protokol. Sementara untuk semua kawasan jalan yang masuk pada tiga kawasan itu secara langsung akan terkoneksi penanganan infrastruktur.

“Sekarang yang masih tersisa di sekitar kawasan Panarung. Ini karena rasionalisasi anggaran akibat Covid 19. Tapi kami berusaha seefektif mungkin menggunakan dana yang ada untuk bisa diarahkan ke kawasan prioritas,” ucap Arbert Tombak.

Menurut Arbert Tombak pertimbangan mempriori­taskan pembangunan pada tiga kawasan itu. Pertama, melaksanakan program kerja Pemko dalam rangka mewujudkan misi lingkungan cerdas yang salah satunya adalah pembangunan infrastruktur, dan memenuhi janji kepala daerah untuk memperbaiki infrastruktur serta memecahkan permasalahan infrastruktur pada 3 kawasan tersebut, sesuai aspirasi masyarakat.

“Kedua, memperhatikan perkembangan kota dan konsentrasi penduduk atau kawasan permukiman di Palangka Raya terpusat pada 2 Kecamatan yaitu Keca­matan Pahandut dan Kecamatan Jekan Raya, sesuai aspirasi masyarakat,” tuturnya.

Kawasan Lain Tetap Diperhatikan

MESKI ada tiga kawasan yang di­priotitaskan saat ini, tapi Pemko tetap memperhatikan kawasan lainnya, sesuai dengan aspirasi masyarakat. Buktinya, ada beberapa wilayah yang sudah pihaknya bangun dan pening­katan jalan serta drainase. (lihat tabel).

“Pemko akan tetap memperhatikan. Sebab Pemko memfokuskan pada penanganan infrastruktur drainase. Terutama memprioritaskan perbaikan saluran-saluran sekunder yang men­ghubungkan semua kawasan agar terkoneksi dengan baik keluar menuju ke sungai,” kata Arbert Tombak.

Menurut dia, sampai dengan hari ini, pihaknya masih fokus pada 3 ka­wasan prioritas, tetapi pihaknya tetap memperhatikan kawasan lain yang memang terjadi kerusakan pada jalan lainnya, seperti kawasan pasar besar.

“Di situ sudah kami bangun, mulai dari Jalan Bangka, Sumbawa, menuju ke Pelabuhan Rambang, sudah kami kerjakan pada Tahun 2019. Tahun ini mestinya masuk ke saluran ter­siar di kawasan pasar, tetapi karena anggarannya terpangkas, tidak bisa tuntas, kami harap di sana bisa tuntas,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga meningkat­kan jalan menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Km 12 dan beberapa kawasan lainnya. Bahkan ia juga telah merancang, agar jalan masuk dan keluar menuju TPU Km 12 dibuat satu arah saja, yang arah keluarnya ke pal 13. Pasalnya, tiap paskah jalan itu pasti macet.

“Mudahan anggarannya ada, se­moga Covid segera berlalu, sehingga rencana pembangunan bisa terlaksa­na,” harapnya.

Sejumlah Kawasan Diperuntukkan Menjadi Kawasan Budi Daya dan Permukiman

SELAIN memperbaiki, jalan, drain­ase dan irigasi, Pemko juga memiliki 12 rencana kawasan peruntukkan budi daya dan kawasan permukiman. Diantaranya kawasan perumahan, kawasan perdagangan jasa, kawasan perkantoran, kawasan peribadatan, kawasan pendidikan, kawasan kes­ehatan, kawasan olahraga, kawasan transportasi, kawasan ruang terbuka non hijau, tempat evakuasi bencana, kawasan sektor informal dan kawasan sumber daya air.

Untuk kawasan peruntukkan budi daya ada tujuh. Meliputi peruntukkan hutan produksi, peruntukan perta­nian, peruntukan pertambangan, peruntukan perikanan, peruntukan industri, peruntukan pariwisata, pe­runtukan permukiman, peruntukan hutan rakyat, dan peruntukan pertah­anan dan keamanan.

“Untuk kawasan hutan lindung ada dua kawasan yaitu di Kecamatan Sabangau dan Kecamatan Pahandut,” tandas Arbert Tombak. (aza)

Related Articles

Back to top button